Network
LINGKAR MADIUN– Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa aktivitas gempa telah meningkat dalam kurun lima tahun terkahir di wilayah pesisir selatan Provinsi Jawa Timur (Jatim).
Hal tersebut disampaikan Dwikorita saat menemui Bupati Ipuk Fiestiadani di Banyuwangi pada hari Kamis, 4 Maret 2021.
Baca Juga: Waspada! BMKG Ingatkan Masyarakat Potensi Gempa Besar di Pesisir Pantai
”Kajian kami, di Indonesia, di kawasan selatan Jawa Timur, terjadi peningkatan aktivitas kegempaan dalam lima tahun terakhir," tutur Dwikorita.
Menurut Dwikorita, peningkatan aktivitas gempat tersebut bisa memicu terjadinya gempa besar yang diikuti dengan gelombang tsunami.
Baca Juga: Waspada! BMKG Ingatkan Masyarakat Potensi Gempa Besar di Pesisir Pantai
Pihak BMKG telah menganalisis tentang potensi gempa yang berkekuatan 8,7 skala Richter dan kemungkinan terjadinya tsunami setinggi 18 meter di daerah bagian selatan Jatim.
Oleh karena itu, Dwikorita mengimbau masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah pesisir selatan Jatim untuk bersikap waspada terhadap potensi gempa terburuk dan tsunami tersebut.
Baca Juga: Waspada! BMKG Ingatkan Masyarakat Potensi Gempa Besar di Pesisir Pantai
Baca Juga: Gempa Sulbar Renggut 46 Jiwa, Begini Penjelasan BNPB
Dwikorita berharap potensi gempa dan tsunami tersebut tidak terjadi sembari memberikan rekomendasi untuk meningkatkan mitigasi bagi Pemerintah Daerah (Pemda).
"Mudah-mudahan itu tidak terjadi, yang penting adalah menyiapkan mitigasinya," ucap Dwikorita.
Dwikorita juga mengingatkan agar masyarakat memiliki wawasan mengenai jalur evakuasi menuju daerah yang diyakini aman, seperti daerah yang berada di ketinggian.
Baca Juga: Waspada! BMKG Ingatkan Masyarakat Potensi Gempa Besar di Pesisir Pantai
Baca Juga: Gempa Susulan, Mensos Risma dan Rombongan Lari Berhamburan
Yang menjadi tantangan adalah jalur evakuasi yang mengharuskan masyarakat untuk melewati sungai. Dwikorita pun menyarankan agar Pemda menyiapkan jembatan yang tahan gempa.
"Ini yang perlu disiapkan, sarana dan prasarana pendukung untuk mempercepat proses evakuasi," ucap Dwikorita.***
