Adapun di luar penyediaan air bersih, BPBD Ngawi juga semakin menggiatkan sosialisasi penghijauan pada lahan kosong yang terlihat tandus, dengan maksud menyimpan cadangan air dari pohon-pohon tersebut ketika hujan dan meminimalisir bencana lain seperti banjir.
Menurut Teguh, krisis air bersih di Ngawi cenderung meningkat dari tahun ke tahun. “Jika dilihat dari data pada tahun 2018 tercatat 30 desa yang mengalami kekeringan. Pada tahun 2019 tercatat naik menjadi 45 desa. Puluhan desa itu mayoritas berada di wilayah pegunungan kapur, seperti Kecamatan Karanganyar, Karangjati, dan Bringin,”ungkapnya.***