LINGKAR MADIUN - Baru-baru ini beredar pesan berantai melalui media sosial WhatsApp yang menyebutkan bahwa orang China siap perang dengan pribumi menggunakan senjata rakitan.
Kabar tersebut mencuat dikarenakan sebuah unggahan video yang menampilkan pria muda menggunakan seragam coklat dan membawa senjata.
Unggahan itu disertai narasi sebagai berikut:
"Perlu diselidiki secara mendalam .... klo itu senjata replika berarti anak ini sdh memprovokasi org2 pribumi agar tdk macam2 dg China .... yg secara tdk lgsg dia sdh mendeklarasikan bhw org China sdh SIAP perang menghadapi pribumi gitu loh . Di mana Kapolri .. Gak Usah kwatir (takut) Sama China2 Komunis di Indonesia , Punya Senjata Canggih yg Modern , Dari Jaman Rasulullah Saw , Kaum Kafir , Tidak Pernah Menang Perang Terhadap , Kaum/ Ummat Beriman ( Ummat Islam) .. tidak ada Sejarahnya Kaum KAFIR Pernah Menang Perang Terhadap Ummat ISLAM. Indonesia 350 Thn di Jajah , Tapi Kafir Belanda , Tidak Berhasil Menaklukkan Bangsa Indonesia yg Mayoritas Muslim , Afghanistan , Palestina , Libanon , Chechnya , Pakistan , & Negara Mayoritas Muslim Lainnya..!!!".
Baca Juga: Jelang Hari Raya Idul Adha, 1.356 Ekor Hewan Ternak Terpapar Wabah PMK di Kabupaten Cirebon
Lantas benarkah kabar yang menyebutkan orang China siap perang dengan pribumi menggunakan senjata rakitan?
Dilansir Lingkar Madiun dari laman turnbackhoax.id, berikut ini ulasan selengkapnya. Pesan berantai itu bermula dari unggahan akun TikTok @16evannw (Evan Nicholas) yang sedang berlatih Airsoft Gun.
Evan Nicholas adalah pria yang berusia 21 tahun yang gemar bermain Airsoft Gun. Setelah ditelusuri, hal itu ternyata sudah jadi rutinitas yang dilakukannya setiap seminggu sekali.
Beredar pula biodata Evan yang ternyata pria berkewarganegaraan Indonesia bukan Tiongkok.
Berdasarkan data dan fakta diatas, dapat disimpulkan bahwa kabar yang menyebutkan orang China siap perang dengan pribumi menggunakan senjata rakitan dapat dipastikan informasi salah atau hoaks.
Bagi seluruh pengguna media sosial, sebaiknya Anda bijak dan teliti dalam menerima informasi. Jangan diterima begitu saja karena kita perlu memastikan apakah informasi tersebut valid atau justru hoaks belaka.***