1 Desember Hari AIDS Sedunia, Berikut Fakta tentang HIV dan AIDS

- 1 Desember 2020, 14:52 WIB
Ilustrasi Hari AIDS Sedunia.
Ilustrasi Hari AIDS Sedunia. /Mohamed Hassan/pixabay

Lingkar Madiun – ODHA (Orang Dengan HIV / AIDS) sering kali mengalami perundungan terkait stigma yang berkembang di masyarakat terkait kondisi kesehatannya tersebut. Memahami seluk beluk HIV / AIDS adalah hal yang sangat penting, sehingga ODHA tidak dikucilkan dan bisa mendapatkan dukungan moral dari lingkungan sekitarnya.

Agar tidak mendapatkan informasi yang keliru tentang HIV / AIDS ini, simak beberapa fakta tentang HIV dan AIDS berikut ini.

Baca Juga: 11 Fakta Unik Singles’ Day, Hari Jomblo Sedunia

Baca Juga: 10 Fakta Tugu Pahlawan, Ikon Surabaya untuk Peringati Hari Pahlawan

HIV dan AIDS adalah masalah serius di Indonesia

HIV dan AIDS bukan masalah yang hanya ada di Afrika atau di belahan dunia lain. Menurut  laporan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, estimasi jumlah ODHA seara nasional tahun 2020 adalah 543.075.

HIV tidak sama dengan AIDS

HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS. Penderita HIV bisa mengidap virus ini selama bertahun-tahun tanpa AIDS. Terinfeksi HIV tidak berarti memilik penyakit AIDS selama orang tersebut memulai pengobatan sejak awal, rutin menggunakan pengobatan yang dianjurkan.

Baca Juga: Cek 6 Fakta Mengenai Virus Corona

HIV tidak bisa disembuhkan

Tidak ada obat untuk HIV saat ini. Tetapi dengan pengobatan masa kini, seseorang dapat mengurangi viral load (jumlah HIV dalam darah) hingga tidak terdeteksi. Meski sudah tidak terdeteksi, HIV masih mungkin ditularkan kepada orang lain walaupun risikonya jauh lebih rendah.

Tidak ada vaksin pencegah HIV

Vaksin merupakan cara terbaik untuk mencegah penyakit yang ditularkan dari orang lain, seperti campak, gondongan, atau polio. Namun, belum ada vaksin HIV hingga saat ini.

Baca Juga: Pangeran William Sembunyikan Fakta Ini Selama 6 Bulan

Orang dengan HIV harus melakukan pengobatan

Walaupun ODHA tidak merasakan gejala, HIV dapat merusak sistem kekebalan dalam tubuh. Untuk melindungi sistem kekebalan, kebanyakan ahli menyarankan untuk memulai pengobatan HIV semenjak virus terdeteksi.

Ibu hamil dengan HIV dapat menularkan HIV ke bayinya yang belum lahir

Ibu hamil yang didiagnosa positif HIV-nya sejak awal kehamilan dapat mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) untuk menurunkan risiko penularan HIV.

Baca Juga: Moderna Kembangkan Vaksin 94,5 Persen Efektif Cegah COVID-19, Ungguli Pfizer

Jarum suntik bisa menularkan HIV

Saat melakukan tato dan tindik, seseorang  bisa tertular HIV dari jarum yang tidak disterilkan dengan benar. Sebaiknya, pastikan dulu jarum yang sudah digunakan satu kali seger dibuang atau disterilkan.

HIV tidak ditularkan melalui nyamuk, keringat, air mata, kolam, atau kontak biasa

Walaupun nyamuk dapat membawa virus HIV, tetapi nyamuk tidak bisa menyuntikkan virus ini ke kulit manusia. Selain itu, HIV tidak menular melalui jabat tangan, menggunakan toilet yang sama, atau bersentuhan dengan keringat, dan air mata.

Cairan tubuh yang diketahui dapat menularkan HIV hanyalah air mani, cairan vagina, cairan anal, ASI, dan darah (termasuk darah menstruasi).***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: Kemenkes RI Women's Health - U.S. Department of Health and Human Service


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x