Bagaimana Hujan Meteor Orionid Jadi Fenomena Langit Tahunan? Simak Sejarahnya Disini

- 17 Oktober 2020, 17:10 WIB
ilustrasi hujan meteor Orionid
ilustrasi hujan meteor Orionid /Depok pikiran-rakyat.com

Lingkar Madiun- Bulan Oktober memang pantas disebut sebagai bulannya pecinta astronomi. Pasalnya, dikabarkan Hujan Meteor Orionid akan menghiasi langit malam Indonesia pada 21 Oktober 2020.

Hujan meteor Orionid merupakan fenomena langit tahunan saat Bumi melintasi sisa debu ekor komet 1P/Halley.

Hujan meteor Orionid pertama kali ditemukan oleh E.C. Herrick (Connecticut, USA) pada kisaran tahun 1839 saat ia membuat pernyataan bahwa aktivitas hujan meteor tersebut terjadi dari 8 – 15 Oktober.

Baca Juga: Siap-siap Fenomena Langit Ciamik di 21 Oktober 2020, Hujan Meteor Orionid Akan Buatmu Terpana

Pada tahun 1840 Herrick kembali dan mengungkapkan jika waktu yang tepat dari hujan meteor dengan frekuensi besar di Bulan Oktober belum diketahui, namun aktivitas meteor diperkirakan terjadi tanggal 8 – 25 Oktober.

Pengamatan hujan meteor Orionid secara presisi pertama kali justru dilakukan oleh A. S. Herschel pada tanggal 18 Oktober 1864 saat ia mengamati 14 meteor yang tampak berasal dari rasi Orion.

Setahun kemudian, yakni 20 Oktober 1865, Herschel mengonfirmasi kalau hujan meteor Orionid memang tampak datang dari rasi Orion.

Baca Juga: Disebut Tidak Libatkan Buruh Dalam Perumusan UU Cipta Kerja, Ini Klarifikasi Kemenaker

Orionid merupakan salah satu hujan meteor yang aktivitasnya cukup tinggi antara 40 – 70 meteor per jam selama 2 – 3 hari berturut-turut.

Analisis data tahun 1984 – 2001 memperlihatkan laju maksimum Hujan Meteor Orionid beragam antara 14 – 31 meteor per jam setiap tahun.

Periode terkuat terjadi selama 12 tahun di abad ke-20. Selama malam puncak hujan meteor Orionid dari tahun 2006 – 2012/2013, para pengamat bisa menikmati 30 – 70 meteor per jam.

Baca Juga: Pekan Kelima Liga Inggris Tottenham vs West Ham Malam Ini, Tren Bagus dan Sinyal Debut Bale

Sejak tahun 2014, hujan meteor Orionid berada pada aktivitas terendah dengan kisaran 15 – 20 meteor per jam.

Itulah sedikit sejarah dari hujan meteor Orionid untuk para pecinta astronomi. Selamat berburu Orionid pada 21 Oktober 2020!***

*Disclaimer: Artikel ini hanya sekedar informasi bagi pembaca. Lingkar Madiun tidak bertanggung jawab atas copyrights sumber berita. Hal yang berkaitan dengan tulisan, foto, grafis, video dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab sumber aslinya.

Editor: Ika Sholekhah Putri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x