Miris! Inilah yang Akan Terjadi Jika Indonesia Tak Mampu Bayar Hutang Negara

- 3 Maret 2021, 15:49 WIB
Ilustrasi Analisis Membayar Pengusaha
Ilustrasi Analisis Membayar Pengusaha /Pixabay/

LINGKAR MADIUN- Berdasarkan catatan Bank Dunia, hutang luar negeri Indonesia naik lebih dari 2 kali lipat dalam 10 tahun terakhir.

Ketua Koalisi Anti Hutang Dani Setiawan mengungkapkan jika Indonesia telah diwarisi hutang oleh pemerintah Hindia-Belanda pada tahun 1949.

Warisan hutang tersebut adalah salah satu kesepakatan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag Belanda sebagai syarat kemerdekaan sebesar USD 4 miliar (Rp 56 triliun).

Baca Juga: Hadapi Udinese, Pioli Maksimalkan Strategi AC Milan

Namun, setelah tujuh kali pergantian presiden, nampaknya belum mampu mengantarkan Indonesia untuk keluar dari lilitan hutang luar negeri.

Masing-masing presiden justru dinilai melanjutkan tongkat estafet warisan hutang untuk presiden selanjutnya.

Baca Juga: Presiden Prancis Macron Minta Iran Buat Gerakan yang Jelas Mengenai Kesepakatan Nuklir 2015

Berikut rincian hutang Indonesia dari masa ke masa!

  1. Era Presiden Soekarno (1945-1967) hutang Indonesia sebesar USD 2,3 miliar (Rp 32 triliun)
  2. Era Presiden Soeharto (1967-1998) hutang Indonesia sebesar Rp 551,4 triliun dengan rasio 57,7 % terhadap PDB
  3. Era Presiden BJ Habibie (1998-1999) hutang Indonesia sebesar Rp 938,8 triliun dengan rasio 85,4 % terhadap PDB
  4. Era Presiden Abdurahman Wahid (1999-2001) hutang Indonesia sebesar Rp 1.271 triliun dengan rasio 77,2 % terhadap PDB
  5. Era Presiden Megawati Soekarnoputri (2001-2004) hutang Indonesia sebesar Rp 1.298 triliun dengan rasio 56,5 % terhadap PDB
  6. Era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014) hutang Indonesia sebesar Rp 2.608 triliun dengan rasio 24,7 % terhadap PDB
  7. Era Presiden Joko Widodo (2014-akhir 2020) hutang Indonesia sebesar Rp 6.074,56 triliun dengan rasio 38,68 % terhadap PDB

Baca Juga: Menuju Kota Wisata, Walikota Madiun Harapkan Juru Parkir Sopan dan Ramah

Lantas, bagaimana jika pemerintah Indonesia tidak mampu untuk membayar hutang-hutangnya yang semakin menumpuk?

Berikut berbagai kemungkinan yang akan dialami masyarakat apabila sebuah negara tidak sanggup membayar hutang :

Aset Negara Bisa Disita

Hutang yang terus menumpuk tanpa sanggup dibayar tentu akan mendatangkan konsekuensi tertentu pada negara, terlebih jika ternyata pinjaman yang ada telah habis dengan waktu pelunasannya.

Bisa jadi aset penting negara akan disita atau diambil untuk menutup hutang-hutang yang ada.

Misalnya Sri Lanka, negara tersebut sampai harus melepas pelabuhan Hambantota sebesar Rp 1,1 triliun atau sebesar 70 % sahamnya dijual kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) China.

Baca Juga: Ketahui 5 Efek Samping Jahe Jika Dikonsumsi Secara Berlebihan, Iritasi Mulut hingga Ganggu Kerja Obat Diabetes

Maraknya Pekerja Asing 

Kemungkinan berikutnya yang bisa terjadi adalah tidak terkendalinya pekerja asing yang leluasa masuk dan menggerus tenaga lokal.

Padahal keahlian dan kecerdasan tenaga lokal juga tidak kalah bagusnya dengan pekerja asing. 

Distorsi Dunia Usaha

Selain bakal menggerogoti aset dalam negeri, ketidakmampuan negara dalam membayar hutang juga akan menimbulkan distorsi pada dunia usaha.

Misalnya, eksodus pekerja yang berasal dari China telah mendominasi proyek-proyek infrastruktur penting di Angola. Sementara, pekerja lokal termarginalkan dengan alasan efesiensi kerja.

Baca Juga: Pemerintah Resmi Berikan Insentif Kendaraan Bermotor dan Perumahan, Simak Penjelasannya Disini!

 

Negara Bisa Didekte Oleh Negara Pemodal

Selanjutnya, kemungkinan terburuk adalah negara telah kehilangan kendalinya karena tak mampu melunasi hutang-hutangnya. Sebagai gantinya, sang pemilik dana yang notabenenya dari pihak asing memiliki kekuatan untuk menekan kreditur yang kesulitan mengembalikan uangnya.

Selanjutnya pun bisa ditebak, para pemodal tersebut sedikit banyak akan campur tangan dengan pemerintahan yang ada.

Sebagai contoh yaitu Zimbabwe, negara tersebut harus rela mengganti mata uangnya menjadi yuan China sebagai imbalan penghapusan hutang yang mencapai 40 juta dollar.

Baca Juga: Jack Ma Kehilangan Gelar sebagai Orang Terkaya di China, Ternyata Ini Penyebab Utamanya

Kebijakan negara yang bisa di dekte asing, secara otomatis negara tersebut akan kehilangan wibawanya di dunia internasional. Jika Indonesia mengalami hal tersebut, tentu akan banyak masalah yang timbul dari dalam negeri.

Berkaca pada Pakistan, bahwa kerjasama pembangunan Gwadar Port yang digagas bersama China akhirnya malah dinikmati oleh negara tirai bambu tersebut. Jika sudah seperti itu, nama besar negara akan jatuh dengan sendirinya. Jangan sampai hal tersebut terjadi kepada Indonesia.

Baca Juga: Waspada! Terasa Sakit Saat Menekan Telapak Kaki, Berarti Kamu Mengalami 3 Masalah Kesehatan Ini

Hutang memang menjadi sarana yang ampuh untuk melemahkan suatu negara, bukan hanya soal ekonomi, namun juga masuk ke ranah politik dan bahkan mengancam kedaulatan negara itu sendiri.

Kita berharap agar Indonesia tak mengalami hal tersebut, namun jika melihat hutang yang semakin menumpuk, entah apa yang akan terjadi selanjutnya.

Besar harapan segenap rakyat Indonesia, kiranya untuk kedepan bangsa Indonesia memiliki pemimpin yang mampu mengelola negara dengan sebaik-baiknya dan membebaskan Indonesia dari jeratan hutang yang semakin menggunung demi kedaulatan negara Indonesia yang kita cintai.***

 

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah