6 Pesan Sunan Kalijaga Tentang Tanda-Tanda Akhir Zaman

8 Januari 2021, 19:16 WIB
ilustrasi ramalan akhir zaman //Thomas Breher /

 

LINGKAR MADIUN - Ramalan adalah sebuah gambaran prediksi masa depan yang dilakukan bukan sembarang orang. Perlu adanya kemampuan luar biasa, adanya energi spiritual dan adanya izin Tuhan untuk memprediksi kejadian di masa depan. Apalagi ramalan tentang hari kiamat.

Wali-wali dan para ulama pasti selalu mengingatkan agar kita sebagai seorang manusia harus siap menghadapi hari kiamat. Memaknai adanya kiamat Sunan Kalijaga sempat menyampaikan beberapa pesan tentang tanda-tanda akhir zaman di antaranya sebagai berikut :

Baca Juga: Chelsea VS Morecambe, Skuad Chelsea Dilanda Cidera Pemain

Pesan tersebut berjumlah 6 dengan bahasa Jawa,yang secara singkat bunyinya,

"Yen pasar ilang kumandange, Yen kali wis ilang kedunge, Yen wong wadon wis ilang wirange, Mlakuho topo lelono njajah deso milang kori, Ojo nganti/ngasi bali yen durung bali patang sasi, Golek wisik songko Sang Hyang Widhi,"

Pertama adalah Yen pasar ilang kumandange artinya jika ada pasar yang mulai hening, perdagangan pasar tradisional sudah tidak ada jadi mall dan swalayan. Itu salah satu tandanya. Karena hubungan sosial sudah tidak ada lagi.

Kedua, makna dari Yen kali wis ilang kedunge yaitu jika sungai-sungai itu sudah mulai dangkal. Sumber air kering, tak ada air bersih lagi orang kepanasan, air keruh dimana-mana. Tapi ini mengandung makna dalam, Artinya ramalan Jawa ini adalah jika para ulama, orang berilmu sudah wafat maka tak ada lagi ilmu yang dianggap sebagai sumber kehidupan. Tak ada lagi ilmu yang bisa digunakan sebagai bekal hidup manusia.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Leo Edisi 9 Januari 2021, Kamu Sedikit Lebih Boros dari Biasanya

Ketiga, arti dari Yen wong wadon wis ilang wirange adalah banyak wanita yang tak punya malu. Banyak itu tandanya sudah terlihat. Pakaiannya tidak dikendalikan, mereka menjadi wanita maaf tuna susila. Banyak wanita tak mau lagi mengenakan hijab atau kerudung, mereka lebih suka berpakaian minim, fulgar dan seksi kemudian berfoto ria dan menguploadnya di media sosial hingga viral di berbagai media.

Baca Juga: Inilah 3 Weton Paling Sakral Secara Spiritual, Bukan Orang Sembarangan. Menurut Primbon Jawa

Keempat, kalimat Mlakuho topo lelono njajah deso milang kori. Hal ini berarti Berjalanlah bertapa lelana. Ramalan Jawa ini memiliki makna bermujahadah, Susah payah dalam perjalanan rohani, spiritual (suluk), riyadlah atau perjalanan fi sabilillah. Orang yang mau mengasah energi spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah lah yang akan selamat di hari kiamat.

Kelima, Ojo nganti/ngasi bali yen durung bali patang sasi yang artinya Jangan pulang sebelum kembali 4 bulan/masa

Keenam, Golek wisik songko sang Hyang Widhi yang bermakna Mencari petunjuk, ilham, hidayah dan kepahaman ruhani dari Dzat yang Maha Esa.***

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika

Tags

Terkini

Terpopuler