LINGKAR MADIUN - Seorang dokter forensik terkenal di Thailand bernama Porntip Rojanasunan telah mengungkapkan hasil temuan autopsi terbaru dari jenazah Tangmo Nida.
Dalam keterangannya, dr. Porntip mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa ditemukan adanya 93 gram cairan alkohol di mata Tangmo Nida.
Youtuber Indonesia Anjas yang saat ini tinggal di Thailand menyatakan bahwa penemuan tersebut menjadi bukti jelas bahwa Tangmo Nida memang mengonsumsi alkohol saat malam kejadian.
“Kalau ditemukan 93 gram alkohol di mata Tangmo Nida jelas itu menunjukkan bahwa dia memang mengonsumsi alkohol sebelum dia tenggelam pada malam itu,” ucap Anjas sebagaimana dikutip Lingkar Madiun dari kanal Youtubenya.
Baca Juga: Tragedi Kecelakaan Pesawar China Eastern Airlines Menyebabkan Kegaduhan dalam Penerbangan China
Penemuan tersebut pun berbanding terbalik dengan keterangan dari Kasper, sahabat dekat Tangmo Nida yang mengenal Tangmo sebagai sosok wanita yang tidak menyukai aroma alkohol, sehingga Kasper meyakini bahwa Tangmo Nida bukanlah orang yang suka mengonsumsi alkohol.
“Jangan-jangan ini adalah salah satu cara untuk dibuat tidak berdaya Tangmo Nida,” ujar Anjas.
Anjas lanjut mengungkapkan mengenai dugaan faktor yang menyebabkan Tangmo Nida tenggelam tak berdaya, pertama karena adanya pengaruh alkohol dan kedua karena adanya luka-luka di tubuh Tangmo Nida.
Baca Juga: Alat Bukti Kuat CCTV Ada Kejanggalan yang Sengaja Dilakukan Setelah Tangmo Nida Tenggelam
Dr. Porntip merasa curiga dengan sikap dari kelima saksi yang menolak untuk melakukan pemeriksaan darah dan DNA. Kelima saksi tersebut diantaranya Por, Robert, Job, Gatick, dan Sand.
“Mereka ini memang adalah hal yang sangat aneh ya perilakunya,” ungkap Anjas.
Sebelumnya, kesaksian dari Gatick mengenai Tangmo Nida yang disebut sempat buang air kecil sebelum tenggelam telah dipatahkan oleh temuan dari dr. Porntip yang menyatakan bahwa tidak ditemukan adanya bekas urine di baju Tangmo dan justru ditemukan adanya bekas darah.
Kesaksian dari Gatick hingga kini masih menjadi perdebatan di masyarakat Thailand lantaran dinilai bertolak belakang dengan berbagai temuan hasil autopsi.***