Tak Banyak yang Tahu, Fenomena Lintang Kemukus Berhubungan dengan Kisah Majapahit

18 Oktober 2020, 17:01 WIB
Fenomena lintang kemukus yang muncul di Tuban pada 11 Oktober 2020 /Pangandaran pikiran-rakyat.com

Lingkar Madiun-Kemarin pada 11 Oktober 2020 masyarakat dihebohkan dengan kemunculan lintang kemukus saat malam hari di Tuban Jawa Timur.

Dalam bahasa Jawa komet dikenal dengan nama Lintang Kemukus, yang berarti bintang berekor. Banyak yang menganggap kemunculan lintang kemukus menjadi pertanda adanya bencana.

Bagaimana hal itu bisa terjadi?

Simak kisah mitos mengenai lintang kemukus atau bintang berekor berikut!

Baca Juga: Penghina Moeldoko Lewat Facebook, Akhirnya Berurusan Dengan Polisi

Dulu kerajaan Majapahit terpecah menjadi dua golongan, yaitu golongan atas yang terdiri dari anggota kerajaan, keluarga bangsawan dan orang-orang kaya, serta golongan bawah yang terdiri dari rakyat jelata.

Perbedaan dan perselisihan di antara kedua golongan ini begitu besar sehingga mengancam persatuan dan kesatuan Majapahit ketika itu. Untuk mengatasi masalah ini, dipanggilah sekitar seratus orang Empu (orang bijak, pembuat keris) untuk membuat satu keris sakti untuk mempersatukan bangsa.

Dibuatlah Keris istimewa tersebut dari bahan yang diambil dari berbagai daerah dan dinamai Kyai Condong Campur yang bermakna 'Pembawa Persatuan'.

Baca Juga: Waspada Bencana Hidrometeorologi Dominasi Indonesia Sejak Januari Hingga Oktober 2020

Keris tersebut diharapkan memiliki karakter pemersatu, namun betapa terkejutnya para Empu pembuat keris ketika mengetahui bahwa Kyai Condong Campur memilki karakter yang jahat dan ingin menguasai.

Pada masa itu, setiap golongan memiliki keris yang menjadi simbol golongan mereka. Golongan Atas memiliki keris pusaka yang bernama Keris Sabuk Inten yang berarti ikat pinggang permata dan golongan bawah memiliki keris pusaka bernama Keris Sengkelat yang berarti hati yang berat dan kecewa.

Keris Sabuk Inten merasa terancam dengan kehadiran Keris Kyai Condong Campur, maka Kersi Sabuk Inten menantang Keris Kyai Condong Campur untuk bertarung.

Baca Juga: Jadi Korban Kecelakaan Beruntun Tol Cipali, Hanafi Rais Alami Luka Cukup Berat

Setelah melalui pertarungan yang sengit, Keris Sabuk Inten kalah dalam pertarungan tersebut. Mengetahui karakter jahat Keris Kyai Condong Campur, Keris Sengkelat akhirnya bertarung melawan Kyai Condong Campur meskipun sebenarnya ia segan bertarung.

Di luar dugaan, Keris Sengkelat berhasil mengalahkan Kyai Condong Campur yang terkenal sakti. Keris Kyai Condong Campur amat murka kareka kekalahannya.

Dalam kemarahannya Keris Kyai Condong Campur bersumpah bahwa ia akan kembali setiap 500 tahun untuk membawa ontran-ontran (bahasa Jawa, yang berarti “kekacauan/bencana”) ke tanah Majapahit.

Baca Juga: Putra Amien Rais Alami Kecelakaan Beruntun di Tol Cikopo Dini Hari Tadi

Setelah mengucapkan sumpahnya, Keris Kyai Condong Campur melesat ke angkasa, meninggalkan jejak cahaya terang. Inilah yang dikenal orang Jawa/Majapahit sebagai Lintang Kemukus, bintang berekor.

Mungkin inilah sebabnya masyarakat Jawa hingga saat ini masih percaya bahwa penampakan komet di langit adalah pertanda akan adanya bencana.

Kisah tersebut termasuk kategori legenda atau mitos dan semata-mata hanya sebagai hiburan bagi pembaca.***

 
Editor: Ika Sholekhah Putri

Sumber: Berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler