7 Fase Kehidupan Bangsa Indonesia Berdasarkan Ramalan Jayabaya, Jatuh Bangunnya Nusantara

- 4 Desember 2020, 18:34 WIB
ilustrasi Prabu Jayabaya
ilustrasi Prabu Jayabaya /Instagram @realhistoryuncovered

Gambaran perilaku semut hitam ini mirip dengan modus kedatangan bangsa-bangsa Eropa Barat di Nusantara. Dimulai dengan kedatangan Portugis, disusul dengan kedatangan armada dagang Belanda dan selanjutnya bangsa Eropa Barat khususnya Belanda menguasai dan menggerogoti kekayaan alam nusantara.

3. Kebo Nyabrang Kali.

Kebo nyabrang kali, atau jika diterjemahkan kerbau diidentikan dengan hewan yang malas jika perutnya sudah kenyang. Kerbau apabila sedang asyik bermain di kubangan dan belum merasa puas, cenderung malas untuk pergi dari kubangan itu. Kerbau juga tidak akan mau menyebrangi kali, kecuali jika dipaksa atau terpaksa.

Hal ini tergambar ketika Belanda baru mau meninggalkan Nusantara dan "menyebrang" ke Australia karena terpaksa menjelang ditaklukan oleh Jepang pada 8 Maret 1942. Di saat yang bersamaan, di tanah airnya, orang-orang Belanda juga terpaksa "menyebrang" ke Inggris karena diserang oleh pasukan Nazi Jerman.

Baca Juga: Trump Enggan Hadir saat Pelantikan Presiden, Biden: Bukan Urusan Saya

Baca Juga: Jelang Pilkada Serentak 2020, Ketua Fraksi Partai Gabungan Demokrat-Nasdem Mengalami Rotasi

4. Kejajah Saumur Jagung Karo Wong Cebol Kepalang.

Arti dalam bahasa Indonesia, terjajah seumur jagung oleh orang bertubuh pendek. Postur orang-orang Jepang pada saat Perang Dunia II belum seperti sekarang. Mereka mempunyai tinggi badan rata-rata di bawah 160 cm.

Walaupun pendek-pendek, mereka dengan gagah berani dan dengan bekal semangat ksatria samurai yang mengalir di darahnya mampu mengalahkan dan mengusir bangsa-bangsa Eropa yang telah sekian abad menjajah wilayah Asia Tenggara.

5. Pitik Tarung Sak Kandang.

Halaman:

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah