7 Fase Kehidupan Bangsa Indonesia Berdasarkan Ramalan Jayabaya, Jatuh Bangunnya Nusantara

- 4 Desember 2020, 18:34 WIB
ilustrasi Prabu Jayabaya
ilustrasi Prabu Jayabaya /Instagram @realhistoryuncovered

Pitik Tarung Sak Kandang, jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia secara harfiah berarti Ayam Bertarung Dalam Satu Kandang. Bagaimanapun, Ayam akan bertarung dengan ayam lainnya jika diadu atau diprovokasi oleh pihak lain.

Pada fase ramalan ini, di Nusantara terjadi konflik-konflik internal seperti, Peristiwa Tiga Daerah, Percobaan penculikan Perdana Menteri Sahrir atau dikenal dengan peristiwa 3 Juli 1946, Provokasi Madiun September 1948, Pemberontakan RMS dan aksi Kapten Andi Aziz 1950, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Andai Gagal Menang di UCL, Posisi Zidane Di Kursi Pelatih Real Madrid Terancam Berakhir

6. Kodok Ijo Ongkang-Ongkang.

Kodok Ijo Ongkang-Ongkan, secara harfiah kodok merupakan binatang yang lincah dan bisa hidup di dua alam, air dan darat. Kelincahan kodok ini dapat diidentikkan dengan tentara atau militer. Kodok Ijo di sini menjelaskan spesifikasi militer yang berseragam hijau, yaitu Angkatan Darat.

Dalam fase ini, pada masa kepemimpinan Soeharto, militer khususnya Angkatan Darat mendapat posisi yang istimewa dalam pemerintahan. Jajaran birokrat dari pusat hingga daerah sebagaian besar diisi oleh perwira Angkatan Darat.

7. Tikus Pithi Anoto Baris.

Tikus Pithi adalah anak tikus baru lahir yang masih berwarna merah. Tikus Pithi Anoto Baris jika diterjemahkan secara harfiah ke dalam bahasa Indonesia adalah Anak Tikus Baru Lahir Menyusun Barisan.

Melihat ramalan Tikus Pithi Anoto Baris, nampaknya ada hubungannya dengan fenomena kebebasan berbicara. Suatu fenomena yang tidak mudah ditemui di era Kodok Ijo Ongkang-Ongkang. Hal ini biasa kita saksikan di media masa tentang demonstrasi mahasiswa-mahasiswa dan elemen masyarakat yang menyuarakan aspirasinya.***

Halaman:

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah