Ramalan Jayabaya 2021, Tanda-Tanda Sabdo Palon Nagih Janji di Tanah Jawa

- 3 Januari 2021, 19:30 WIB
Ramalan Jayabaya 2021, Tanda-Tanda Sabdo Palon Nagih Janji di Tanah Jawa
Ramalan Jayabaya 2021, Tanda-Tanda Sabdo Palon Nagih Janji di Tanah Jawa /Pixabay

LINGKAR MADIUN - Sabdo Palon adalah Raja Majapahit yang sangat marah karena Prabu Brawijaya V menyerah kekusasaan kepada Demak, dia pun berjanji akan mengambil alih Jawa setelah 500 tahun/ sekitar tahun 2020-2030.

Pada zaman kalasuba, keemasan Indonesia menjadi tanda–tanda kedatangan sabdo palon, seperti penjelasan berikut.

1. Sabdo Palon Datang Membantu Anak Cucu di Tanah Jawa

Sabdo Palon matur sugal, ”Yen kawula boten arsi, Ngrasuka agama Islam, Wit kula puniki yekti, Ratuning Dang Hyang Jawi, Momong marang anak putu, Sagung kang para Nata, Kang jume­neng Tanah Jawi, Wus pinasthi sayekti kula pisahan.

Baca Juga: 10 Tanda Kematian Sudah Dekat, Salah Satunya Tidur Terlalu Lama

Baca Juga: 3 Shio Ini Bikin Iri, Mereka Jago Cetak Duit, Semoga Saja Shio Kamu Termasuk Ya!

Sabdo Palon menjawab kasar, ”Hamba tak mau masuk Islam Sang Prabu, sebab saya ini raja serta pembesar Dang Hyang se tanah Jawa. Saya ini yang membantu anak cucu serta para raja di tanah jawa. Sudah digaris kita harus berpisah.”

 

2. Sabdo Palon Akan Menyebarkan Agama Budha

Klawan Paduka sang Nata, Wangsul maring sunya ruri, Mung kula matur petungna, Ing benjang sakpungkur mami, Yen wus prapta kang wanci, Jangkep gangsal atus tahun, Wit ing dinten punika, Kula gantos kang agami, Gama Buda kula sebar tanah Jawa.

Artinya, berpisah dengan Sang Prabu kembali ke asal mula saya. Namun Sang Prabu kami mohon dicatat. Kelak setelah 500 tahun saya akan mengganti agama Budha lagi (Kawruh Budi), saya sebar seluruh tanah Jawa.

 

Baca Juga: Anggota DPR RI, Ali Taher Meninggal Dunia, Simak Penyebabnya Meninggalnya

Baca Juga: 3 Shio Ini Bikin Iri, Mereka Jago Cetak Duit, Semoga Saja Shio Kamu Termasuk Ya!

3. Sabdo Palon Muncul Saat Gunung Merapi Meletus

Sinten tan purun nganggeya, Yekti kula rusak sami, Sun sajekken putu kula, Berkasakan rupi-rupi, Dereng lega kang ati, Yen durung lebur atempur, Kula damel pratandha, Pratandha tembayan mami, Hardi Merapi yen wus njeblug mili lahar.

Artinya, bila ada yang tidak mau memakai, akan saya hancurkan. Menjadi makanan jin setan dan lain-lainnya. Belum legalah hati saya bila belum saya hancur leburkan. Saya akan membuat tanda akan datangnya kata-kata saya ini. Bila kelak Gunung Merapi meletus dan memuntahkan laharnya.

4. Akan Ada Bau Tidak Sedap

Ngidul ngilen purugira, Ngganda banger ingkang warih, Nggih punika medal kula, Wus nyebar agama budi, Merapi janji mami, Anggereng jagad satuhu, Karsanireng Jawata, Sadaya gilir gumanti, Boten kenging kalamunta kaowahan.

Baca Juga: Heboh, Personel Ganteng BTS, Ayah Park Jimin Ungkap Fakta Soal Anaknya

Baca Juga: Jatuh Cinta Hati-Hati ! Berikut Tanda Orang Terkena Pelet Bulu Perindu

Artinya, lahar tersebut mengalir ke Barat Daya. Baunya tidak sedap. Itulah pertanda kalau saya datang. Sudah mulai menyebarkan agama Buda. Kelak Merapi akan bergelegar. Itu sudah menjadi takdir Hyang Widi bahwa segalanya harus bergantian. Tidak dapat bila diubah lagi.

5. Bahaya Akan Tersebar Di Tanah Jawa

Semar dan punakawan lain. Semar identik dengan Sabdo Palon. Semar dan punakawan lain. Semar identik dengan Sabdo Palon. Bebaya ingkang tumeka, Warata sa Tanah Jawi, Ginawe kang paring gesang, Tan kenging dipun singgahi, Wit ing donya puniki, Wonten ing sakwasanipun, Sedaya pra Jawata, Kinarya amertandhani, Jagad iki yekti ana kang akarya.

Artinya, bahaya yang mendatangi tersebar seluruh tanah Jawa. Itu sudah kehendak Tuhan tidak mungkin disingkiri lagi. Sebab dunia ini ada ditanganNya. Hal tersebut sebagai bukti bahwa sebenarnya dunia ini ada yang membuatnya.

 

Baca Juga: Inilah 3 Weton yang Punya Garis Hidup Nyaris Sempurna, Paket Komplit Hoki dan Rezeki, Cek Milikmu!

Baca Juga: Heboh, Personel Ganteng BTS, Ayah Park Jimin Ungkap Fakta Soal Anaknya

6. Tanah Jawa Semakin Rusak

Warna-warna kang bebaya, Angrusaken Tanah Jawa, Sagung tiyang nambut karya, Pamedal boten nyekapi,Priyayi keh beranti, Sudagar tuna sadarum, Wong glidhik ora mingsra,Wong tani ora nyukupi, Pametune akeh serna aneng wana.

Artinya, bermacam-macam bahaya yang membuat tanah Jawa rusak. Orang yang bekerja hasilnya tidak mencukupi. Para priyayi banyak yang susah hatinya. Saudagar selalu menderita rugi. Orang bekerja hasilnya tidak seberapa. Orang tanipun demikian juga. Penghasilannya banyak yang hilang di hutan.

7. Banyak Kejahatan Terjadi

Bumi ilang berkatira, Ama kathah ingkang ilang, Cinolong dening sujanmi, Pan sisaknya nglangkungi, Karana rebut rinebut, Risak tetaning janma, Yen dalu grimis keh maling, Yen rina-wa kathah tetiyang ambegal.

Baca Juga: Anggota DPR RI, Ali Taher Meninggal Dunia, Simak Penyebabnya Meninggalnya

Baca Juga: 3 Shio Ini Bikin Iri, Mereka Jago Cetak Duit, Semoga Saja Shio Kamu Termasuk Ya!

Artinya, bumi sudah berkurang hasilnya. Banyak hama yang mnyerang. Kayupun banyak yang hilang dicuri. Timbullah kerusakan hebat sebab orang berebutan. Benar-benar rusak moral manusia. Bila hujan gerimis banyak maling tetapi bila siang hari banyak begal.

8. Banyak Musibah Yang Menyebar

Heru hara sakeh janma, Rebutan ngupaya bukti, Tan ngetang angering praja, Tan tahan perihing ati, Katungka praptaneki, Pageblug ingkang linangkung, Lelara ngambra-ambra. Waradin saktanah Jawi, Enjing sakit sorenya sampun pralaya.

Artinya, manusia bingung dengan sendirinya sebab rebutan mencari makan. Mereka tidak mengingat aturan Negara sebab tidak tahan menahan keroncongannya perut. Hal tersebut masih berjalan disusul datangnya musibah pagebluk yang luar biasa. Penyakit tersebar merata di tanah Jawa. Bagaikan pagi sakit sorenya telah meninggal dunia.***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: Sabdo Palon Karya Damar Shashangka Ramalan Gaib Sabdo Palon Dr. Purwadi Sabdo Palon dan Noyo Renggong Karya Ardian Kresna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah