Pertanda Datangnya Satrio Piningit di Tahun 2021, Masa Dimana Ratu Adil Datang Mensejahterakan Seluruh Rakyat

- 15 April 2021, 17:15 WIB
Pertanda Datangnya Satrio Piningit di Tahun 2021, Masa Dimana Ratu Adil Datang Mensejahterakan Seluruh Rakyat
Pertanda Datangnya Satrio Piningit di Tahun 2021, Masa Dimana Ratu Adil Datang Mensejahterakan Seluruh Rakyat /Pixabay/Free-Photos

LINGKAR MADIUN - Raja Jayabaya dikenal sebagai sosok yang sering meramalkan masa depan, Ia adalah raja Kerajaan Kediri pada tahun 1930-an hingga 1960-an dan salah satu keturunan Prabu Airlangga yakni penguasa tertinggi kerajaan kahuripan.

Jayabaya sosok yang adil dan hebat yang kerap banyak dibicarakan karena ramalannya. Untuk tahun 2021, Jayabaya meramalkan bahwa ketidakadilan akan semakin nampak, ia bahkan memprediksi bahwa 'Ratu Adil' akan segera tiba.

Ratu Adil dikenal sebagai seorang pemimpin yang digambarkan mampu menghilangkan kesengsaraan umat manusia. Kemunculannya sosok tersebut digambarkan oleh beberapa pertanda.

Ratu adil dipercaya akan tiba di Indonesia saat negeri ini memasuki zaman kalabendu atau zaman kehancuran. Berdasarkan ramalan Jayabaya, akan ada masanya dimana Indonesia dipimpin oleh seorang ratu adil yang mampu membawa Nusantara menuju kemakmuran. Berikut tanda-tandanya:

Baca Juga: Baca Ayat Ini Untuk Menghilangkan Amarahmu Saat Berpuasa, Biar Pahalamu Tidak Berkurang

Baca Juga: Bolehkah Keramas di Siang Hari Ketika Berpuasa ? Perhatikan Hal Ini Saat Melakukannya

1. Pertanda yang sudah nampak

Dalam ramalan Jayabaya menjelaskan bahwa sosok ratu adil tiba dizaman dimana sudah ada kereta yang berjalan tanpa kuda, tanah Jawa berkalung besi, perahu berjalan di angkasa, sungai besar hilang lubuknya, dan pasar kehilangan gaungnya. Kereta tanpa kuda diartikan sebagai kendaraan yang digerakkan oleh mesin, contohnya mobil dan kereta.

Sedangkan tanah Jawa berkalung besi diartikan pulau Jawa dan pulau lainnya tersabung oleh rel kereta api. Perahu berjalan di angkasa merupakan pesawat terbang dan sungai kehilangan lubuknya dikarenakan munxulnya bendungan. Pasar tradisional tersingkir karena sudag diganti pusat perbelanjaan modern.

Halaman:

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: Buku Perjalanan Spiritual Menelisik Jejak Satrio Piningit: J


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x