Selain Munculnya Satrio Piningit, Masyarakat Jawa Juga Menunggu Datangnya Masa 'Sabdo Palon Nagih Janji'

- 20 April 2021, 17:20 WIB
Selain Munculnya Satrio Piningit, Masyarakat Jawa Juga Menunggu Datangnya Masa 'Sabda Palon Nagih Janji'
Selain Munculnya Satrio Piningit, Masyarakat Jawa Juga Menunggu Datangnya Masa 'Sabda Palon Nagih Janji' /Pixabay

LINGKAR MADIUN - Kebanyakan masyarakat Jawa meyakini akan tiba masa dimana kekacauan merajalela yang dikenal dengan istilah “Sabda Palon nagih janji”. Ketika Sabda Palon yang telah moksa datang kembali untuk memomong masyarakat Jawa yang kekeringan spiritualitas, "wong Jawa wus ilang Jawane" begitu ungkapan untuk menyebut keadaan tersebut.

Masa Sabda Palon nagih janji dalam Serat Sabda Palon pupuh 4 bersumpah bakal muncul kembali sebagai pamomong tanah Jawa 500 tahun pasca runtuhnya Majapahit. Jika dihitung Majapahit runtuh pada 1478, maka, 500 tahun itu kurang lebih jatuh pada kisaran tahun 2020-an.

Sehingg menjelang 2020, Indonesia dihebohkan dengan berdirinya Keraton Agung Sejagat yang mengaku memenuhi janji 500 tahun keruntuhan Majapahit. Perkiraan ini juga didukung tanda alam dan sosial yang dijelaskan dalam Serat Sabda Palon.

Baca Juga: Subhanallah, Inilah 9 Orang yang Jasadnya Tidak Akan Hancur! Salah Satunya Presiden yang Adil

Baca Juga: 10 Tanda Kekurangan Vitamin D yang Tidak Boleh Diabaikan, Salah Satunya Nyeri Sendi dan Peradangan

Diantaranya yaitu: Meletusnya gunung Merapi yang dijelaskan dalam pupuh 5, "kula damel pratandha, pratandha tembayan mami hardi Mrapi yen wus jeblug mili lahar. Artinya saya akan membuat pertanda, sebagai janji teguh saya apabila gunung Merapi sudah meletus mengeluarkan lahar.”

Meletusnya gunung berapi ditambah gempa bumi dahsyat yang dijelaskan pada pupuh 15, “lindhu ping pitu sadina karya sisahing sujanmi atau gempa tujuh kali sehari membuat manusia ketakutan. Kemudian banjir bandang dijelaskan dalam pupuh 7, “kaline banjir bandhang jerone ngelebna jalmi atau Banjir bandang akan datang saking dalamnya menenggelamkan manusia.”

Serta tsunami yang dijelaskan dalam pupuh 13, “ombak minggah ing daratan atau ombak naik ke daratan." Indonesia juga akan diserang wabah mematikan yang dijelaskan dalam pupuh 11, "pageblug ingkang winangkung lelara ngambra-ambra enjing sugeng sore pralaya, atau datang wabah mengerikan merajalela di mana-mana pagi hidup sorenya semua pada mati."

Baca Juga: 4 Shio Ini Bakal Tajir Melintir Bagai Sultan di Akhir Bulan April 2021, Simak Disini

Baca Juga: 8 Gejala Penyakit Ginjal yang Harus Diperhatikan, Salah Satunya Nyeri Bawah Tulang Rusuk Hingga Sembelit

Sedangkan tanda sosial yakni diwarnai dengan gejolak politik yang memanas, negara semakin carut-marut, sikap egosentrisme dan eksploitatif, serta rusaknya moral masyarakat Jawa yang dijelaskan dalam pupuh 9, 10, dan 11. 500 tahun tersebut jika dihitung sejak candra sengkala Sirna Ilang Kerthaning Bhumi (Sirna: 0, Ilang: 0, Kerthaning: 4, Bhumi: 1=1400 Saka).

Maka diperkirakan terjadi di kisaran tahun 1970-an atau pada candra sengkala Lawon Sapta Ngesthi Aji (Lawon: 8, Sapta: 7, Ngeshti: 9, Aji: 1=1978 Saka). Hal tersebut dijelaskan dalam Serat Sabda Palon pupuh 7, "sinengkalan tahunira lawon Sapta Ngesthi Aji atau candra sengkala atau lambang tahun datangnya lawon Sapta Ngesthi Aji 1978 Saka. Tahun 1978 Saka sama dengan tahun 2056 sehingga teori ini, mungkin saja terjadi masa Sabda Palon nagih janji.***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: Buku Menguak Rahasia Ramalan Jayabaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah