Begitu kuatnya hempasan ombak tersebut dan begitu kuat pula genggaman tangannya berakibat pada mengerutnya otot-otot lengannya yang sebelah kiri. Lengan dan tangannya pun tetap seperti itu, ketika air menenggelamkannya dan maut menghampirinya tangannya masih seperti itu.
Seperti diketahui, ototlah yang menjadi penyebab benda hidup bisa bergerak. Otot sendiri terdiri dari sel otot. Sel otot terdiri dari urat yang terbagi menjadi dua macam, ada urat yang tebal dan ada yang tinggi.
Urat tersebut tersusun untuk menyuplai terus menerus otot. Jika diperlukan untuk menggerakkan sendi tertentu, ada perintah dari otak kiri di saraf untuk kemudian disampaikan ke otot yang bertanggung jawab untuk menggerakkan sendi.
Setelah roh meninggalkan jasad, semua isyarat apapun yang keluar dari otak akan berhenti. Smua otak tubuh juga mengendur. Inilah yang disebut dengan pengenduran pertama. Setelah dua jam, semua otot mulai mengerut. Inilah yang di dalam kedokteran disebut rigor mortis (kekakuan mayat).
Secara bertahap akan terjadi kekakuan pada mayat yang dimulai dari kepala, otot, wajah,lutut, dada, kedua lengan, kedua paha, betis dan berakhir telapak tangan. Kekakuan tersebut berlangsung selama kurang lebih 12 jam.
Pada titik tersebut, sudah tidak mudah menggerakkan anggota tubuh pada bagian manapun.Oleh karena itu, orang-orang yang menghadiri prosesi jenazah meniup pelupuk mata jenazah saat pengenduran pertama, sehingga kedua matanya tidak bisa lagi terbuka.
Inilah yang terjadi dengan Ramses II pada saat tenggelam. Saat itu, syarafnya mengalami ketegangan luar biasa yang dilanjutkan dengan kejang otot. Tangan kirinya kaku. Posisi tangannya kala itu sedang memegang lengan yang dipergunakan untuk menangkis air.
Mungkin hempasan air terlalu dahsyat sehingga perisainya terlepas dari genggaman tangannya. Namun, tangannya sudah terlanjur dalam kondisi seperti itu. Padahal, ototnya kejang dan kaku. Normalnya, pengenduran kedua akan terjadi setelah 12 atau 20 jam.
Mungkin pengenduran tersebut terjadi pada semua anggota tubuhnya kecuali pada tangan kirinya. Otot-ototnya masih tertekan, persis seperti saat tenggelam.