Inilah Prediksi Posisi Indonesia Jika Terjadi Perang Dunia 3 Menurut Ilmuwan Politik Rusia! Simak Ulasannya

- 23 April 2021, 18:35 WIB
Ilustrasi perang Dunia ketiga
Ilustrasi perang Dunia ketiga /Pexels/

Lingkar Madiun- Kisruh dua negara super power mau tidak mau akan berpengaruh secara signifikan pada kestabilan politik global.

Menurut prediksi yang berbasis asumsi seorang ilmuwan Politik Rusia bernama Igor Panarin tentang Perang Dunia ke-3 menyebutkan:

“Bahwa jika Amerika Serikat (AS) dan para sekutunya memaksakan kehendak menjalankan roadmap (peta jalan) penaklukan dunia melalui jalur sutra (Timur Tengah dan Afrika Utara) sesuai paparan Wsly Clark (2005) di Pentagon dahulu, maka izinkanlah saya (Igor Panarin) membuat analisa kecil-kecilan dan Garis Besar kedepan perihal peta politik global dekade 2012 dan tahun-tahun berikutnya. Namun bila AS dan sekutu mundur dari jalur sutra, maka sudah barang tentu prediksi ini pun gugur dengan sendirinya.”

Baca Juga: Denny Darko Ramal Anak Kedua Raffi Nagita Akan Bawa Hoki Besar, Lebih Populer Dibanding Rafathar

Berikut prediksi tentang Perang Dunia ke-3 menurut Igor Panarin, simak selengkapnya!

Syiria dan sekitarnya bakal menjadi pemicu sekaligus proxywar (lapangan tempur) Perang dunia III di Abad 21 antara AS dan sekutu (NATO, ISAF, P-GCC, IDF, dll) versus Syiria, Iran, Hizbullah dibantu oleh Rusia, Cina, Venezuela, Kuba dan lainnya

Israel bakal hancur lebur, bahkan mungkin terhapus dari peta dunia, lalu digantikan oleh Hamas-Fatah atau Pemerintahan Palestina baru yang lebih kondusif dan konstruktif bagi Dunia Arab dan sekitarnya

Baca Juga: Ajaib, 15 Bahan Alami Ini Ternyata Mampu Mengusir Nyamuk! Bisa Kamu Coba Sebagai Pengganti Semprotan Kimia

US Dollar tidak lagi dipercaya dan tidak digunakan oleh dunia. Uniknya sikap ‘menolak dolar’ ini justru dipelopori Cina dan bahkan Jerman itu sendiri selaku sekutu dekat AS di Asia.

Dolar kembali ke negeri asalnya. Inilah ‘tsunami dolar’ yang diperkirakan menjadi momentum munculnya revolusi sosial di negeri Paman Sam.

“Skenario keruntuhan Dinasti Amerika ditandai dengan merebaknya rusuh massa dimana-mana dan nisacaya AS terpecah belah menjadi beberapa negara merdeka, sebagaimana yang saya prediksikan dan saya katakan di beberapa media,” ujar Igor Panarin.

Baca Juga: Larangan Mudik Diperpanjang, Satgas Keluarkan Syarat Perjalanan dalam Negeri, Simak Ketentuannya!

Sebab, ada beberapa ‘kekuatan luar’ yang masuk juga berkepentingan dalam revolusi tersebut.

Uni Afrika semakin kokoh membentuk kekuatan tersendiri (new emerging force) yang mempunyai bergaining position tinggi di dunia terutama terhadap Dunia (Uni) Eropa dan sekitarnya dalam koridor lain serta kepentingan selain militer (asimetris)

Keruntuhan AS mengakibatkan hubungan antar negara di Asia Tenggara lebih mesra dan soft dibanding era sebelumnya baik formal maupun non formal terutama pihak-pihak yang sering bertikai seperti Malaysia dan Indonesia.

 Malaysia tak lagi berani menebar provokasinya di perairan Indonesia dikarenakan pudarnya peran International Security Assistance Force (ISAF), andalannya beberapa dekade lalu.

Baca Juga: Update Pencarian KRI Nanggala-402 , TNI Kirimkan 2 KRI Lagi dan Heli Untuk Membantu Pencarian

Sikap Singapura pun berubah sopan sebab keangkuhannya selama ini ternyata didukung oleh super power AS dan para adidaya Barat lainnya serta menganggap seolah-olah dirinya adalah Israelnya Asia

Diperkirakan Indonesia akan bangkit dari keterpurukannya selama ini. Terpuruknya Indonesia disebabkan sikapnya yang selalu tunduk kepada Amerika. Padahal, jika negara ini tahu sedikit saja akan posisi dan potensinya, maka akan menjadi negara yang sangat mandiri dan maju.

Namun, bersama dengan keruntuhan Amerika dan Eropa, negara ini akan menemukan kembali kapabilitasnya, entah dengan cara apa dan bagaimana. Maka, ibarat putri raja yangbangun dari tidur panjang, melenggang tanpa bersolek pun tetap mempesona dunia.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Gemini 23 April 2021 : Ikuti Kata Hati Anda

Apalagi setelah ia tanggalkan segala wujud dan bentuk kemasan (ideologi) kapitalisme yang pernah melingkarinya.

Di awal kebangkitan, Indonesia mutlak bersikap keras dan tegas terutama terhadap organisasi massa (ormas) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang selama ini gencar mempromosikan isu aktual (demokrasi, HAM, dan kebebasan) yang pada dasarnya hal tersebut menginduk kepada Amerika dan Sekutu Baratnya ataupun terikat dengan kontrak jaringan LSM asing.

Diyakini akan ada langkah-langkah audit oleh lembaga negara atas kebijakan pemerintah secara ketat, cermat, dan teliti atas aliran dana yang selama ini dinikmati oleh segelintir oknum individu, ormas, dan LSM, komprador asing tersebut.

Namun, prediksi tetaplah prediksi. Hukumnya boleh percaya dan boleh tidak. Oleh karena itu jangan sekali-kali meyakini sepenuhnya hal ini.

Wallahu a’lam bishawab.***

 

 

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika

Sumber: Youtube Ensiklopedia Al Fatih


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah