LINGKAR MADIUN-Seperti yang diketahui, mitologi mengenai datangnya Ratu Adil berasal dari Prabu Jayabaya yakni Raja Kediri (1135-1157) yang kemudian diteruskan oleh pujangga Kraton Surakarta, Raden Ngabehi.
Salah seorang pria indigo asal Kediri, Jawa Timur bernama Tigor Otadan mengatakan sedikit terawangannya mengenai ciri-ciri dari sosok Ratu Adil yang masih menjadi penasaran publik hingga saat ini.
Baca Juga: Waspada, 5 Kesalahan dalam Sedekah Ini Bisa Picu Kamu Masuk Neraka! Begini Alasannya
Menurutnya, sosok Ratu Adil dengan Satrio Piningit adalah sosok yang berbeda. Seperti diketahui, sosok Ratu Adil sendiri masuk dalam ramalan Jayabaya yang ditulis ulang oleh penulis bernama Ronggowarsito.
Hal tersebut sebagaimana ia sampaikan pada unggahan di kanal Youtube Viper Kediri berjudul ‘Ngobrol Bareng Indigo-Menghadiri Rapat Gaib di Laut Selatan’ pada 9 Oktober 2020.
Dalam terawangannya, Tigor membeberkan mengenai ciri-ciri dari Ratu Adil yang sebenarnya yang ia sebut tidak memiliki pemahaman tengan politik serta kekayaan, sosok Ratu Adil menurutnya merupakan sosok manusia biasa.
“Tapi yang dinamakan Ratu Adil itu nanti, ciri-ciri Ratu Adil dia tidak faham apa itu politik, dia tidak faham tentang apa itu kekayaan, dia manusia biasa,” ungkap Tigor.
Baca Juga: Update Perolehan Medali Olimpiade Tokyo 2020: Persaingan di Posisi 3 Besar Berjalan Ketat
Tigor menegaskan bahwa Ratu Adil merupakan sosok manusia yang terlahir dari keluarga biasa namun mampu untuk membuat keadilan bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, Tigor juga menyebut bahwa sosok Ratu Adil tidak terlibat dalam organisasi.
“Ratu Adil itu terlahir dari seorang yang biasa, tetapi dia bisa mengadili semuanya,” ujar Tigor.
“Masyarakat harus berpikir, ciri Ratu Adil dia tidak memiliki organisasi, jika membaca ramalan Jayabaya Ratu Adil itu berdiri sendiri,” tambahnya.
Di akhir terawangan, Tigor menerangkan jika tidak ada manusia yang mampu berbuat adil selayaknya sosok Ratu Adil yang dinanti-nanti masyarakat Indonesia, maka biarlah alam yang akan mengadili.
“Kalau manusia tidak bisa mengadili makan yang mengadili adalah alam,” ujar Tigor.***