Network
LINGKAR MADIUN-Film “Selesai” yang dibintangi aktor-aktor ternama yakni Gading Martin sebagai Broto, Ariel Tatum sebagai Ayu, dan Anya Geraldine sebagai Anya sudah tayang semenjak 13 Agustus 2021 lalu.
Pada film yang disutradarai oleh dr. Tompi ini bercerita tentang kisah rumah tangga Broto (Gading) dengan Ayu (Ariel).
Baca Juga: 12 Ramalan Zodiak Hari Ini, Salah Satunya Akan Mendapatkan Kebaikan dari Alam Semesta
Keduanya memulai kehidupan baru dengan bahagia, namun ujian pun menggoyahkan rumah tangga mereka ditengah lockdown pandemi datang.
Kehadiran Anya (Anya Geraldine) dalam pernikahan mereka menghadirkan rasa sedih, marah, kecewa dan khawatir bagi Ayu.
Memasuki 1 minggu penayangan melalui bioskoponline.com, Film Selesai sudah ditonton oleh 100 ribu penonton.
Baca Juga: Simak Lokasi Vaksinasi Covid-19 Gratis di Kabupaten Lamongan pada Agustus 2021
“AH GILAAA.. 100,000 penonton!!!,” tulis Iman Darto, sebagai penulis Film Selesai sebagaimana di lansir tim LingkarMadiun.com melalui Instagram akun @imamdarto.
"Jualan" film di era pandemi begini dengan bioskop pada tutup sungguh sangat menantang. Apalagi di hari pertama penayangan kita udah dibajak. Capek deh.. Buat yang 100rb orang udah nonton, makasih banyak. Kalo kamu suka, kasih tau orang lain untuk nonton yaa..,” tambahnya.
Baca Juga: Simak Lokasi Vaksinasi Covid-19 Gratis di Kabupaten Lamongan pada Agustus 2021
Namun ternyata ada yang menarik dibalik pembuatan film Selesai ini. Melalui dialog menggunakan Twitter Spaces pada 19 Agustus 2021 yang dihelat oleh @cinemalinea dr. Tompi dan Imam Darto berkisah seputar pembuatan film tersebut.
“Pemicunya adalah suatu waktu aku baca di medsos tentang pertikaian dalam rumah tangga, banyak pertikaian yang terkuak dan jadi masalah karena orang jadi sering ngumpul, suami istri jadi sering ketemu, hp mudah di cek ketahuanlah,” Tompi menguraikan munculnya ide perselingkuhan yang mengilhami film Selesai.
Baca Juga: Catat! Ini Nomor WhatsApp Layanan Kependudukan di Dinas Dukcapil Kabupaten Madiun
Tompi mengaku jika pembuatan film ini mulanya akan dibuat series namun ternyata ada pandemi Covid-19 dan diberlakukannya PPKM sehingga untuk mewujudkankeinginan tersebut mengalami kendala.
Biaya yang tinggi, jumlah personil yang terbatas dan tidak mudah untuk berpindah-pindah tempat saat syuting menjadi sebagian alasan untuk mengubah series menjadi film.
Berbagai permasalahan muncul di awal-awal pembuatan film. Bahkan tim produksi sempat menyarankan untuk membatalkan proses syuting saat art director yang disepakati di awal mengundurkan diri.
Tompi juga membeberkan jika properti yang digunakan menggunakan barang-barang dari klinik miliknya dan dari teman yang punya company furniture tidak terpakai.
Baca Juga: Facebook, Twitter, LinkedIn Amankan Akun Media Sosial User Afghanistan
“Beberapa perabotan yang dipinjam dari company furniture ternyata udah laku, nah terpaksa kita harus nyari pengganti nih” ungkap Tompi. Kabar tersebut sampai pada Tompisetelah syuting pertama sudah berjalan selama 4 hari.
“Tapi aku salut sih, ada beberapa orang yang nonton katanya sampai 4 kali akhirnya sadar kalau mejanya beda, gitu berarti dia jeli sekali,” ungkap Tompi.
Baca Juga: Taliban Rayu Pemuka Agama Untuk Pengakuan, Rakyat Afghanistan Bersatu Tolak Taliban
Tompi mengaku karena memang tidak intens untuk shoot furniture dan sulit untuk menemukan furniture yang sama persis, jadi menurutnya cukup menggunakan perabot yangmirip.
“Berarti dia jeli sekali, saya saja tidak memperhatikan,” tambah Tompi. ***
