“Ciri-cirinya apa, paling banyak laki-laki atau perempuan, kalau di laut atau di air ia pasti akan meminta perempuan kalau di darat dia akan meminta laki-laki, sepasang sebetulnya tapi jumlahnya harus ganjil,” ujar Tulus.
Meski demikian, Tulus sendiri tak mengetahui maksud dari penentuan jumlah tumbal tersebut. Ia berharap bahwa apa yang ia sampaikan melalui terawangannya dapat menjadi kewaspadaan diri khususnya bagi para wisatawan.
Tulus juga menyarankan agar masyarakat tetap berpikir positif dan jangan sampai terjebak dalam ketakutan yang tak mendasar terkait apa yang ia sampaikan serta senantiasa berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa.
“Kalau dalam kondisi haid atau dalam kondisi yang tidak bagus baigi perempuan, mendingan di rumah saja. Meski dboleh, tapi mas Tulus sarankan jangan,” ujar Tulus.
Ciri-ciri yang selanjutnya yang berpotensi menjadi tumbal menurut Tulus adalah orang-orang yang memiliki kemampuan atau kelebihan khusus.
“Tanda-tanda terakhir yang sering mereka cari adalah mereka yang punya kemampuan khusus,” ungkap Tulus.
“Jadi orang-orang yang punya pemikiran jernih, orang-orang yang baik, yang dicari saat ini adalah orang-orang yang pintar atau memiliki IQ yang tinggi, orang-orang yang cerdik, bisa pandai bicara, pandai dalam mengontrol orang lain, bisa menjadi pimpinan di setiap rombongan, dia adalah sosok yang paling menonjol yang memiliki kelebihan,” terang Tulus.