LINGKAR MADIUN- Mitos Kota Kediri selama ini dianggap sebagai wilayah wingit yang tak boleh didatangi oleh Presiden Republik Indonesiasangat kuat.
Pasalnya, dari enam Presiden yang pernah berkuasa di Indonesia hanya dua Presiden yang berani datang ke Kota Kediri yakni Ir. Soekarno dan Gus Dur. Keduanya akhirnya diturunkan dari kursi Presiden dengan cara politik.
Hampir semua pendapat menyatakan hal mengenai wingitnya Kota Kediri dibandingkan kota lain di Indonesia bagi penguasa nusantara. Salah satunya adalah akibat kutukan Kartikayesinga suami ratu Shima yang juga penguasa Kerajaan Kalingga Hindu abad ke-6 yang di kepung di Kabupaten Kediri.
Kutukannya cukup jelas, siapa kepala negara yang tidak suci benar masuk wilayah Kota Kediri maka dia akan jatuh.
Baca Juga: Kebijakan Penghapusan Pekerjaan Rumah bagi Siswa di China Dikritik oleh Pakar Pendidikan
Pada masa pemerintahan Kartikayesinga sebagai kepala negara dia menyusun kitab tentang hukum pidana pertama nusantara yang diberi nama Kalingga Dharma Sastra yang terdiri dari 119 pasal.
Hal tersebut sangat tergantung kepada keyakinan sebenarnya untuk masuk wilayah Daha, Kota Kediri. Namun sebagian besar tidak berani masuk wilayah kota Kediri.
Sabda dari Kartikayesinga tersebut masih berlaku di Kediri. Begitu pun jika ada seorang pejabat dari kota Kediri yang berani membawa harta dari Kota Kediri dengan cara yang tidak halal maka dia akan keluar dari kota Kediri dengan tidak punya apa-apa.
Indigo asal Kediri Jawa Timur Tigor Otadan menilai mengenai kabar Kota Kediri yang disebut wingit atau angker bagi pemimpin negeri hanyalah sebuah mitos.
Baca Juga: 3 Dosa Besar Mertua Kepada Menantu yang Dibenci Allah! Astagfirullah, Banyak Terjadi Sekarang Ini
“Itu hanya mitos,” ungkap Tigor.
Hal tersebut ia sampaikan dalam sebuah acara podcast yang diunggah di kanal Youtube Program Istimewa berjudul ‘Wingitnya Kediri Untuk Para Penguasa Negeri, Berikut Penjelasan Tigor Otadan’ pada 27 September 2021.
“Ada kekuatan mistis di dalam Kediri yang pernah diramalkan Raja Jayabaya, besok kalau ada kota ini didatangi orang banyak hanya melihat satu batu yang besar bahkan akan ada kejayaan disitu” lanjut ungkapnya.
“Kita berpikir sampai detik ini pun kita bekum tahu artinya yang dimaksud Raja Jayabaya itu batu apa,” terangnya.
Tigor menjelaskan mengenai Ramalan Jayabaya yang mengatakan jika besok terdapat batu yang dikerumuni banyak orang hal tersebut pertanda adanya detik-detik pembangunan di kota tersebut.
“Ada ramalan kalau sudah ada batu gede yang banyak dikerumuni orang, banyak burung yang bisa berterbangan yang bisa dinaikin orang, nah di Kediri perekonomiannya itu akan enak, terbukti dari mau dibangunnya bandara di Kota Kediri,” jelas Tigor.
“Ya mungkin suatu saat terbangunnya bandara tersebut perekonomian orang Kediri pun bisa bagus, bisa meningkat, menurut saya,” ungkapnya.
Tak hanya itu, pria indigo tersebut juga mengungkapkan adanya pusaka negara yang tertimbun di Kota Kediri yang merupakan peninggalan dari Prabu Jayabaya.
“Letaknya mungkin sebagian orang sudah tahu, tapi syarat untuk pengambilannya adalah tidak semua orang bisa mengambil, hanya orang-orang yang berhati tulus, orang yang berhati suci yang bisa mengambilnya,” ujar Tigor.
Meski demikian, Tigor sendiri mengaku tak mengetahui secara pasti kapan pusaka negara yang tertimbun di Kota Kediri tersebut akan terbongkar dan berhasil diambil oleh seseorang berhati suci.
“Entah kapan, tahun berapa kita tidak tahu,” ujar Tigor.***