Network
LingkarMadiun.com - Project S TikTok belakangan ini menjadi isu yang sedang hangat diperbincangkan di Indonesia.
Project S TikTok kabarnya bisa mematikan jutaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia.
Lantas, bagaimana tanggapan dari Jordi Onsu salah satu artis yang dikenal sedang menggeluti dunia bisnis tentang Project S TikTok di Indonesia?
Dilansir LingkarMadiun.com dari unggahan video TikToknya @jordionsu.official pada 7 September 2023, Jordi secara terang-terangan menolak keras adanya Project S TikTok di Indonesia.
“Nggak setuju gue,” ungkapnya sebagaimana dikutip LingkarMadiun.com pada 9 September 2023.
Lebih lanjut Jordi Onsu memberikan penjelasan mengenai Project S TikTok dengan sistem kerjanya yang dianggap merugikan di Indonesia.
“Project S adalah sebuah proyek dimana barang dari China atau produsen dari China bisa memasarkan langsung dan menjual ke pembeli langsung tanpa melalui afiliasi orang Indonesia ataupun tanpa melalui pedagang di Indonesia,” terangnya.
Baca Juga: SPOILER Drakor Moving Episode 16 dan 17 Versi Webtoon: Momen Joo Won dan Mi Hyun Bertemu Kembali
Jordi Onsu sendiri dengan tegas menolak Project S TikTok masuk ke Indonesia karena dinilai dapat memiskinkan UMKM di Indonesia.
“Nggak bisa bro, makin miskin kita. Lu bayangin yang diserap tenaga kerjanya China, produsennya China, bahan bakunya China, tapi dia mau ngambil uang orang Indonesia sebagai market konsumtifnya, nggak boleh, lu pada lapor rame-rame,” ungkapnya.
“Ngapain, udah aplikasi China, barang China, yang disuruh beli orang Indonesia, suruh jualan aja di China,” tambahnya.
Baca Juga: Beras Medium Ganti Harga Hari Ini Lebih Mahal! Simak Harga Pangan di Madiun, 9 September 2023
Jordi Onsu mengatakan bahwa Project S TikTok dapat masuk ke Indonesia jika ada komitmen kerjasa sama yang dilakukan antara Indonesia dan China.
“Kecuali ada komitmen, ada partnership, Indonesia dan juga China bahwa memang mungkin bahan bakunya dari sana (China), assemblenya di Indonesia, pemasarannya melalui orang Indonesia baru boleh ngambil uang orang Indonesia,” bebernya.
“Kalau orang Indonesianya kita cuma absorb 10-20% untuk jadi satu produk, kita balikkan lagi ke China, lu jual aja ke orang China bilangnya gitu, kan lebih banyak pakai dan lebih banyak menyerap tenaga kerja lu (China),” pungkasnya.***
