LINGKAR MADIUN- Pada minggu yang berakhir pada tanggal 3 Januari, telah lebih dari 18.400 orang meninggal karena COVID-19 di Amerika Serikat.
Hal ini menjadikan total kasus kematian di pandemi ini telag tercatat lebih dari 351.000 kematian.
Atau jika menurut analisis Reutes ada satu dari setiap 930 penduduk AS yang meninggal akibat COVID-19.
Negara itu melaporkan hampir 1,5 juta infeksi baru minggu lalu, naik 16,5% dari tujuh hari sebelumnya.
Baca Juga: Jelang Pensiun, Nama-nama Pengganti Kapolri Idham Azis sudah Siap
Baca Juga: Virus Corona Varian Baru 'Ngamuk' di Inggris, Begini Langkah Penanganannya
Berbagai tempat pengujian COVID-19 ditutup pada saat liburan akhir tahun, yang memungkinkan dapat mengurangi jumlah kasus yang dilaporkan minggu lalu.
Pejabat kesehatan telah memperingatkan bahwa angka minggu ini mungkin sangat tinggi karena adanya penumpukan data.
Lebih dari 126.000 pasien COVID-19 saat ini berada di rumah sakit, naik 25% dari satu bulan lalu.
Baca Juga: Heboh! Beredar Rekaman Panggilan Donald Trump Tekan Pejabat Pemilu untuk Manipulasi Hasil Pemilu AS
Baca Juga: New York Temukan Kasus COVID-19 dengan Infeksi Virus Corona Varian Baru bukan dari Luar Negeri
Meningkatnya jumlah pasien rawat inap, membuat AS mencapai rekor baru hampir setiap hari dalam beberapa pekan terakhir.
Hal ini juga menjadi alasan utama bagi para ahli kesehatan dalam memprediksi peningkatan lebih lanjut pada kematian dalam beberapa minggu mendatang.
Meskipun ada perintah untuk membatasi bepergian untuk liburan, bandara AS mencafat sebanyak 1,3 juta orang pada hari Minggu, tertinggi sejak pertengahan Maret.
Baca Juga: Dua Staff Tim Barcelona Positif COVID-19, Bagini Nasib Para Atlet
Baca Juga: Gubernur Tokyo Mendesak Pemerintah Jepang Mengumunkan Darurat Virus Covona
Arizona, Tennessee dan South Carolina melaporkan kasus paling baru per kapita minggu lalu.
Menurut analisis Reuters. Dalam hal kematian per kapita, Kansas, Wyoming, dan New Mexico adalah yang paling parah minggu lalu.
Organisasi Kesehatan Dunia menganggap tingkat tes positif di atas 5% mengkhawatirkan karena menunjukkan ada lebih banyak kasus di masyarakat yang belum terungkap.***