Israel Murka Dituding Neo-Fasisme Hingga Mati-matian Dukung Ukraina Hancurkan Rusia?

6 Mei 2022, 12:30 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett di Sochi, Rusia 22 Oktober 2021. //Sputnik/Evgeny Biyatov/REUTERS

LINGKAR MADIUN - Rusia mengatakan pada 3 Mei bahwa Israel mendukung "neo-fasisme" di Ukraina, yang semakin meningkatkan ketegangan, setelah menteri luar negeri Rusia mengatakan bahwa Adolf Hitler adalah keturunan Yahudi.

Ketegangan diplomatik antara Israel dan Rusia terus meningkat, dipicu oleh pernyataan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di televisi Italia pada 1 Mei, ketika dia ditanya mengapa Rusia ingin mendefasis Ukraina.

Pertanyaan tersebut menyiratkan bahwa Presiden Volodymyr Zelensky adalah orang Yahudi, sehingga tidak mungkin negaranya mengembangkan fasisme yang Antisemitisme.

Antisemitisme merupakan sikap permusuhan terhadap kaum Yahudi dalam bentuk-bentuk tindakan penganiayaan terhadap agama, etnik, maupun kelompok ras, mulai dari kebencian terhadap individu hingga lembaga.

Baca Juga: Bursa Transfer: Cristiano Ronaldo Bahagia, Jesse Lingard Kecewa

Lavrov menanggapi dengan mengatakan bahwa pemimpin Nazi Adolf Hitler adalah keturunan Yahudi.

Pemerintah Israel, sebuah negara yang mengklaim sebagai negara Yahudi, pada 2 Mei mengkritik Sergei Lavrov sebagai suatu kebohongan.

Para pemimpin dari beberapa negara Barat mengutuk komentar Menteri Luar Negeri Lavrov.

Menanggapi kritik dari Israel, Kementerian Luar Negeri Rusia pada 3 Mei menyatakan bahwa komentar Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid adalah kontra-historis dan menjelaskan mengapa pemerintah Israel saat ini mendukung rezim 'neo-fasis' di Kyiv".

Baca Juga: Ajax Amsterdam Tertarik Meminjam Kiper Hebat Yang Tersisih di Manchester United

Moskow mengulangi pandangan Menteri Luar Negeri Lavrov bahwa latar belakang Yahudi Zelensky tidak mencegah Ukraina ditangkap dan dikendalikan oleh apa yang dianggapnya "neo-fasis".

"Anti-Semitisme dalam kehidupan sehari-hari dan dalam politik tidak dihentikan, tetapi sebaliknya dipupuk (di Ukraina)," menurut pernyataan dari Moskow.

Israel telah menyatakan dukungan untuk Ukraina, setelah invasi Rusia ke Ukraina pada bulan Februari, tetapi tetap waspada untuk menghindari merusak hubungan dengan Rusia.

Awalnya menghindari kritik langsung terhadap Moskow dan tidak memberlakukan sanksi formal terhadap oligarki Rusia.

Namun, hubungan menjadi lebih tegang, dengan Menteri Luar Negeri Lapid bulan lalu mengutuk tindakan Rusia di Ukraina.***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: Zing News

Tags

Terkini

Terpopuler