Biden Mengutuk Kejahatan sebagai Noda pada Jiwa Amerika, Ada Hubungannya dengan Rusia?

17 Mei 2022, 12:35 WIB
Presiden AS Joe Biden memimpin rapat soal kerja sama dengan Uni Eropa untuk menjaga rantai pasok chip semikonduktor. /Reuters/Jonathan Ernst/

 

LINGKAR MADIUN - Presiden AS Joe Biden pada 17 Mei akan mengunjungi Buffalo, negara bagian New York, di mana 10 orang tewas setelah penembakan yang diyakini berasal dari ideologi rasis.

"Presiden dan Ibu Negara akan melakukan perjalanan ke Buffalo, New York untuk menyampaikan belasungkawa kepada masyarakat yang telah kehilangan 10 nyawa dalam penembakan massal yang tidak masuk akal dan mengerikan," Gedung Putih mengumumkan 15 Mei.

Sebelumnya pada hari itu, Biden mengutuk keras rasisme ekstrem setelah penembakan Buffalo, menyebut kejahatan rasial sebagai noda pada jiwa Amerika dan meminta orang-orang untuk menghentikan tindakan semacam itu.

"Seorang pria bersenjata, dipersenjatai dengan senjata perang dan semangat kebencian, menembak dan membunuh 10 orang tak bersalah dengan darah dingin di sebuah supermarket pada sore hari tanggal 14 Mei," kata Biden.

Baca Juga: Fakta Mengenai Bila Kucing Melakukan Hal Ini, Kamu Harus Peka Jika Anda Memeliharanya!

"Kita harus bekerja sama untuk mengatasi kebencian yang tetap menjadi noda di jiwa Amerika," katanya.

Presiden mencatat bahwa Departemen Kehakiman sedang menyelidiki penembakan itu sebagai kejahatan kebencian, yang dimotivasi oleh rasisme supremasi kulit putih dan ekstremisme kekerasan.

"Hati kami berat lagi, tetapi tekad kami tidak boleh goyah," katanya.

Seorang pria bersenjata berusia 18 tahun, mengenakan seragam militer, mengendarai mobilnya ke area parkir di supermarket Tops Friendly Market di Buffalo, negara bagian New York, AS sekitar pukul 14:30 dan mulai menyiarkan langsung serangan melalui kamera yang dipasang di helm.

Baca Juga: 3 Zodiak Dapat Rezeki Moncer di Tahun 2022, Dianugerahi Dewa, Terlahir Berbakat dan Selalu Sukses

Tersangka dikatakan mengenakan rompi antipeluru dan membawa senapan serbu semi-otomatis. Sebanyak 13 orang tertembak, termasuk 11 orang kulit hitam.

Ketika polisi Buffalo tiba di tempat kejadian dan menghadapi tersangka, dia menodongkan pistol ke lehernya, tetapi petugas membujuknya untuk menjatuhkan senjatanya dan menyerah

Ini diyakini sebagai penembakan massal paling mematikan sejak awal tahun di AS.***

 

 

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: Zing News

Tags

Terkini

Terpopuler