La Familia, Kelompok Rasis Penghina Nabi Muhammad SAW Lewat Sebuah Lagu

29 Oktober 2020, 19:07 WIB
Ilustrasi tulisan arab Nabi Muhammad SAW /Pixabay/Matponjot /

LINGKAR MADIUN- Islamophobia saat ini semakin merajalela. Setelah kontroversi Presiden Prancis, Immanuel Macron. Kini penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW kembali terjadi. 

Kejadian ini berawal dari, sekelompok fans klub sepak bola Israel Beitar Jerusalem, yang tergabung dalam La Familia, menghina Nabi Muhammad SAW lewat sebuah lagu.

Lagu karya La Familia mempertanyakan asal usul ibunda Nabi Muhammad SAW, Siti Aminah atau Aminah Az- Zuriyah binti Wahab. Lagu itu diunggah di Youtube.

Politikus Arab-Israel terkemuka Ayman Odeh menyampaikan protes agar YouTube menghapus unggahan tersebut, Rabu 29 Oktober 2020.

Baca Juga: 5 Tanaman Hias Unik dan Instagramable, Simak Ulasan Berikut Ini

Berselang satu hari, Kamis 29 Oktober 2020 YouTube dikabarkan langsung menghapus klip video tersebut dari platform milik mereka. Lagu kontroversial itu dinyanyikan para penggemar garis keras Beitar Jerusalem

Dilansir dari Jurnal Gaya dalam artikel "Nabi Muhammad Dihina Lewat Lagu Fans Tim Sepak Bola Israel, Politikus Sebut Kelompok Teroris". Lagu berbahasa Ibrani tersebut menghina sang nabi, mempertanyakan statusnya dan asal muasal ibunya.

"Setiap pelanggaran terhadap simbol agama sama sekali tidak dapat diterima," ucap Odeh.

"'La Familia' adalah kelompok rasis dan dalam negara yang benar-benar demokratis, kelompok teroris ini sudah lama dilarang," sambungnya.

Baca Juga: Ternyata 7 Tanaman Ini Ampuh Usir Tikus, Simak Ulasan Berikut Ini

Odeh mengatakan, dirinya telah menulis ke YouTube untuk menuntut penarikan lagu, yang telah online sejak Juli 2016 tetapi baru-baru ini menjadi "populer".

Beitar Jerusalem secara historis dianggap anti-Muslim dan anti-Arab. Namun dalam beberapa tahun terakhr, mereka mengubah citranya dan pada 2017 mendapat penghargaan melawan rasisme.

Seruan Odeh muncul di tengah lonjakan kemarahan yang lebih luas di antara komunitas Muslim di seluruh dunia sebagai reaksi atas pembelaan kartun nabi Muhammad oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Macron dengan tegas mendukung penerbitan kartun nabi Muhammad oleh majalah Charlie Hebdo dengan alasan menunjung tinggi kebebasan berpendapat.

Baca Juga: Kontroversi Presiden Prancis Immanuel Macron, Islamofobia atau Obsesi Politik?

Hal itu disampaikan Macron setelah insiden pembunuhan seorang guru di Paris terjadi pada 16 Oktober lalu.

Guru bernama Samuel Paty dipenggal oleh remaja pengungsi asal Chechnya, setelah menunjukkan kartun nabi Muhammad kepada murid-muridnya di kelas.

Paty dipenggal oleh lelaki 18 tahun bernama Abdullah Anzorov di luar sebuah sekolah yang terletak di luar sekolah menengah di Bouis-d'Aulne.

Abdullah Anzorov telah ditembak mati oleh otoritas Prancis tak lama setelah kasus pemenggalan Samuel Paty itu terjadi.***(Muhammad Rasya, Jurnal Gaya)

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Jurnal Gaya

Tags

Terkini

Terpopuler