Presiden Prancis Macron Dibanjiri Ucapan Bela Sungkawa, Mulai dari Turki hingga Donald Trump

30 Oktober 2020, 19:05 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron /instagram/@emmanuelmacron/

LINGKAR MADIUN - Para pemimpin dunia mengutuk serangan di Gereja  Prancis yang menewaskan setidaknya tiga orang. Mulai dari pemimpin dari Inggris, AS, dan Timur Tengah mengungkapkan solidaritas dengan Prancis setelah peristiwa berdarah itu.

Melansir The Guardian, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan dia terkejut mendengar "serangan barbar" yang terjadi di Prancis itu.

“Kami ikut prihatin dengan para korban dan keluarga korban yang ditinggalkan, dan tentu Inggris berdiri teguh bersama Prancis melawan teror dan intoleransi,” kata Boris Johnson.

Baca Juga: Berkebun Anti Gagal, Petani Muda Wajib Tahu 13 Unsur Hara Pada Tanaman

Baca Juga: Liga 1 Ditunda 2021 , Arema FC- PSIS Terima Keputusan PSSI

Selain itu, Paus Fransiskus mengatakan dia berduka untuk keluarga korban dan orang-orang Prancis.

“Saya berdoa untuk para korban, untuk keluarga mereka, dan untuk orang-orang Prancis yang tercinta, agar mereka dapat membalas kejahatan dengan kebaikan,” kata Paus Fransiskus.

Baca Juga: Pelaku Penikaman Gereja Prancis dalam Kondisi Kritis

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berkata: "Amerika berdiri dengan sekutu tertua kami (Prancis, red) dalam pertarungan ini."

Selain itu Perdana Menteri Australia Scott Morrison juga berbicara bahwa pihaknya mendukung Prancis.

Kecaman terhadap aksi brutal itu juga datang dari Timur Tengah, Arab dan para pemimpin Islam. Mereka menegaskan terdapat perbedaan antara agama dan tindakan kekerasan yang mengaku untuk membelanya.

Baca Juga: Kronologis Aksi Penikaman Sadis di Gereja Prancis, Presiden Prancis Macron: Serangan Teroris Islam

Turki yang terlibat dalam perselisihan sengit dengan dengan Prancis atas penerbitan karikatur Nabi Muhammad, justru di antara yang pertama mengecam serangan itu.

"Kami mengutuk keras serangan yang dilakukan hari ini (Kamis, 29 Oktober, red) di dalam gereja Notre-Dame di Nice," kata Kementerian Luar Negeri Turki.

Baca Juga: Kasus Aktif Covid-19 Sebagian Besar Wilayah Indonesia di Bawah 100

Kementerian Luar Negeri Mesir juga mengatakan, "Sebagai pemerintah dan masyarakat Mesir kami berdiri dengan Prancis dalam memerangi insiden kebencian ini".

Selanjutnya, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan "perdamaian tidak dapat dicapai dengan provokasi yang buruk".

Sementara itu, diketahui tersangka penyerang pada hari Kamis itu adalah warga Tunisia umur 21 tahun bernama Brahim Aouissaoui. Ia tiba di Prancis awal bulan Oktober, masuk Eropa melalui Italia dan melakukan perjalanan ke Paris.

Baca Juga: Terungkap Identitas Pria Bersenjata Pisau, Penyerang 3 Orang di Gereja Nice Prancis

Aouissaoui diduga masuk ke basilika sebelum jam 8.30 pagi pada hari Kamis membawa tiga pisau dan salinan Al-Qur'an di dalam tas. Serangan itu berlangsung 28 menit dan menyebabkan dua orang tewas dan  satunya lagi terluka parah (beberapa media luar negeri mengatakan ketiganya meninggal dunia, red).***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler