Elon Musk Tuding Facebook Dalang Kerusuhan di Capitol AS

- 8 Januari 2021, 16:33 WIB
Elon Musk
Elon Musk /Instagram.com/@elonrmuskk

Lingkar Madiun – Elon Musk tampaknya menyalahkan pembuatan Facebook atas kekerasan di gedung Capitol Amerika Serikat (AS).

Hal tersebut diketahui dari cuitan Musk yang diunggah pada hari Rabu malam, 6 Januari 2021 atau Kamis pagi, 7 Januari 2021, di Indonesia.

Baca Juga: Astronot Tiba di Lokasi Peluncuran, Siap Terbang dengan SpaceX ke-2

Baca Juga: Trump Enggan Hadir saat Pelantikan Presiden, Biden: Bukan Urusan Saya

Rencananya, Kongres AS melakukan rapat untuk mengesahkan hasil pemilihan presiden AS pada hari itu.

Namun, massa pendukung Presiden Donald Trump menyerbu gedung Capitol untuk mencegah proses tersebut.

Empat orang dinyatakan tewas, satu diantaranya ditembak oleh polisi, dan tiga lainnya meninggal setelah menadapat penanganan medis.

Beberapa jam kemdian, Musk membagikan meme yang mengaitkan kerusuhan itu dengan Facebook.

Meme tersebut menampilkan sejumlah balok yang disusun seperti kartu domino. Balok terkecil yang berada di ujung diberi label ‘situs web untuk menilai wanita di kampus’, mengacu pada pembuatan Facebook oleh mahasiswa Universitas Harvard.

Di balok terbesar ada tempelan unggahan dari Mark Leibovich, kepala koresponden nasional untuk The New York Times Magazine, yang berbunyi ‘The Capitol tampaknya berada di bawah kendali seorang pria bertopi viking’.

Baca Juga: Biden Ingin Pelantikan Sederhana, Minimalisir Penyebaran COVID-19

Komentar Leibovich mengacu pada Jake Angeli, seorang influencer QAnon yang dijuluki Q Shaman, yang fotonya saat menyerbu gedung Capitol dengan topi bulu bertanduk mirip Viking menjadi viral di media sosial.

Platform media sosial semakin mendapat sorotan dalam beberapa bulan terakhir karena dianggap memberikan kemudahan dalam penyebaran informasi yang salah, termasuk berbagai unggahan yang dibuat Trump.

Musk memang telah mengkritik Facebook secara blak-blakan selama bertahun-tahun.

Pada bulan Februari 2020, dia mendesak orang-orang untuk menghapus akun Facebook mereka dan menyebut platform itu ‘lumpuh’.

Dan pada bulan Mei 2020 dia mencuitkan  ‘Facebook payah’ di akun Twitter pribadinya.

Pada Rabu malam, Facebook menghapus video Trump yang mengungkapkan klaim tentang kecurangan pemilu tanpa dasar.

Platform media sosial tersebut kemudian memblokir Trump agar tidak membuat unggahan konten apapun selama 24 jam.

CEO Facebook Mark Zuckerberg memang telah mengirim memo yang mengutuk tentang kerusushan di gedung Capitol dengan menyebutnya sebagai ‘momen kelam dalam sejarah bangsa AS.

"Peralihan kekuasaan secara damai sangat penting untuk berjalannya demokrasi dan kami membutuhkan para pemimpin politik yang bisa memimpin dengan memberi contoh dan mengutamakan bangsa," tulisnya di memo itu.***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: Business Insider


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x