Network
LINGKAR MADIUN – Ahli ekonomi dunia kembali memprediksi mengenai kondisi perekonomian global di tahun 2021. Mereka meramalkan akan muncul lebih banyak ketidakpastian global. Sebelumnya, pada tahun 2020 terjadi kemerosotan ekonomi terbesar di dunia dalam hampir satu abad.
Sehingga menyebabkan ekonomi mengalami keruntuhan dan memberi dampak besar dalam perdagangan dunia. Tahun 2020 dinilai menjadi tahun paling kacau untuk minyak mentah dalam 50 tahun ini. Pandemi Covid-19 mengundang setiap tren negatif dalam ekonomi global hingga memperburuk kondisi ekonomi.
Dengan banyaknya ketidakpastian akan sangat terburu-buru untuk membuat proyeksi tegas tentang perekonomian tahun 2021. Ellen Wald menuturkan, kami menggantung kalender baru dan menuju masa depan tanpa kepastian." Virus Corona menjadi faktor utamanya penentu kondisi ekonomi global.
Baca Juga: Baca Ayat Ini Untuk Menghilangkan Amarahmu Saat Berpuasa, Biar Pahalamu Tidak Berkurang
Sebagian besar analis menyetujui bahwa adanya korelasi linier langsung antara mengakhiri pandemi dan melanjutkan pertumbuhan ekonomi. Sehingga harapan pada tahun 2021 yakni terjadi kontinuitas dalam penataan ulang fundamental ekonomi global dengan tingkat yang lebih lambat. Berikut prediksi para ahli ekonom dunia:
5,2% yakni proyeksi IMF tentang pertumbuhan PDB global pada tahun 2021.
6,4% yakni perkiraan Morgan Stanley tentang pertumbuhan PDB global.
4,6% yakni proyeksi IHS Markit dari pertumbuhan PDB global.
Baca Juga: Sering Mual Tanpa Sebab? Ilmuwan Peringatkan Pertanda Buruk Terkait Jantung Anda, Wanita Wajib Tahu
Konsultan IHS Markit menuturkan, “virus COVID-19 akan tetap bersama kita hingga pengembangan dan penyebaran vaksin yang cepat akan memungkinkan transisi ke ekonomi pasca pandemi yang baru. Kami mendekati 2021 dengan campuran kehati-hatian dan harapan."
Di sisi lain, pasar global telah mengambil hati dari peluncuran vaksin yang cepat yang membuat para peramal ekonomi bergulat. IMF meramalkan bahwa PDB global akan pulih ke pertumbuhan 5,2 persen pada tahun 2021. Pakar lainnya dari bank investasi Amerika, memprediksi bahwa rebound akan menjadi 6,4 persen secara global tahun ini. ***
