Heboh, Seonggok Benda Antariksa Ini Dikabarkan Siap Jatuh ke Bumi! Waspada, Indonesia Termasuk Lokasi Jatuhnya

- 9 Mei 2021, 14:15 WIB
Ilustrasi roket yang sedang meluncur
Ilustrasi roket yang sedang meluncur /Pexels/

Lingkar Madiun- Kabar mengejutkan datang dari dunia astronomi, roket yang berhasil meluncurkan modul pertama untuk stasiun luar angkasa China ke orbit Bumi pada 28 April 2021 kemarin justru ikut mencapai orbit. Alhasil, hal tersebut menyebabkan roket menjadi lepas kendali dan berpotensi untuk jatuh kembali ke Bumi.

Roket tersebut merupakan varian terbesar di China yang bernama Long March 5B dan dirancang khusus untuk meluncurkan modul stasiun luar angkasa ke orbit rendah Bumi.

Baca Juga: Jelang Lebaran 1442 H, Satgas Covid-19 Imbau Warga Sholat Ied di Rumah Pada Wilayah Zona Merah dan Oranye

Long March 5B adalah jenis roket yang menggunakan tahap inti dan empat roket pendorong di sisi-sisinya untuk memudahkannya menempatkan muatan langsung ke orbit rendah Bumi.

Sebelumnya, Long March 5B berhasil meluncurkan modul Tianhe berbobot 22,5 metrik ton dari Wenchang. Tianhe terpisah dari roket core stage (tahap inti) setelah 492 detik peluncuran dan setelahnya langsung memasuki orbit yang direncanakan.

Baca Juga: Polres Madiun Launching Aplikasi Jogo Kotama, Kini Warga Bisa Melapor Polisi Kapanpun Dimanapun

Namun sayangnya, kesalahan peluncuran terjadi. Roket tahap inti Long March 5B justru ikut masuk ke orbit rendah Bumi yang mana seharusnya sudah jatuh kembali ke Bumi sebelum masuk ke orbit rendah agar bisa diarahkan pendaratannya kembali ke Bumi (biasanya diarahkan ke lautan).

Hal tersebut membuat roket tahap inti menjadi tak terkendali dan dapat menjadi bahaya jika roket yang berukuran besar tersebut berpotensi mendarat di wilayah yang berpenghuni.

Hukum internasional menetapkan kompensasi yang akan berlaku jika terjadi kerusakan di Bumi maupun ketika ada dua atau lebih satelit yang betabrakan di luar angkasa.

Baca Juga: Ikatan Cinta 9 Mei 2021, Mengetahui Reyna di Rumah Nino, Aldebaran Geram?

Berdasarkan Konvensi Kewajiban 1972 yaitu sebuah perjanjian PBB disebutkan:

“Memberlakukan tanggung jawab pada “negara peluncur” atas kerusakan yang disebabkan oleh objek luar angkasa mereka jika jatuh kembali ke Bumi dan menyebabkan kerusakan yang merugikan.”

Dalam kasus ini, maka China lah yang akan bertanggung jawab secara penuh atas roket Long March 5B yang menjadi sampah antariksa.

Melalui serangkaian pengamatan, militer AS behasil mendeteksi sebuah objek dan mengatalogkannya sebagai badan roket Long March 5B dengan menggunakan radar berbasis darat yaitu alat pelacak pesawat ruang angkasa dan objek lain di luar angkasa.

Baca Juga: 8 Tanda Makhluk Halus Bahkan Jin Memasuki Rumah Anda, Salah Satunya Sering Mimpi Buruk

Roket tahap inti Long March 5B dengan panjang sekitar 30 meter dan lebar 5 meter diketahui sedang berada dalam ketinggian orbit 372 kilometer dan bergerak dengan kecepatan lebih dari 7 kilometer per detik (yang berarti hanya butuh 90 menit untuk sekali mengitari Bumi). Sampah antariksa tersebut diperkirakan akan jatuh ke Bumi dalam beberapa pekan ke depan.

Hal penting yang perlu diketahui adalah kemiringan orbital sampah antariksa tersebut mencapai sebesar 41,5 derajat, yang berarti ia bisa saja jatuh pada wilayah yang tidak lebih jauh dari New York, Madrid, dan Beijing di lintang utara dan tidak lebih jauh dari Chile dan Welllington, Selandia Baru di lintang Selatan. Dalam hal ini, Indonesia termasuk lokasi jatuhnya.

Kemungkinan seseorang tertimpa seonggok puing sampah antariksa yang jatuh dari luar angkasa adalah satu banding triliun.

Hal tersebut bisa terjadi karena lebih dari 70 % wilayah Bumi adalah lautan sehingga masih ada kemungkinan besar jika sampah antaraiksa China tersebut jatuh di wilayah lautan Bumi. Sayangnya, dimana dan kapan tepatnya sampah antariksa ini akan mendarat tidak mudah untuk diprediksi.***

 

 

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika

Sumber: Infoastronomy.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah