LINGKAR MADIUN- Ribuan tahun sejarah memberi tahu kita bahwa kekeringan bukanlah hal baru. Terkadang kita menang . Seringkali kita tidak.
Pandangan suram ke masa depan memberi tahu kita bahwa kita belum melihat apa-apa dengan campuran perubahan iklim, praktik pengelolaan air yang buruk dan kepadatan penduduk yang meningkat yang menjanjikan 'pandemi' kekeringan bencana yang menunggu.
Laporan Khusus PBB tentang Kekeringan 2021 merinci risiko yang kita hadapi di tahun-tahun mendatang sebagai akibat dari berkurangnya curah hujan di tempat-tempat utama di seluruh dunia, mengeksplorasi penyebab di balik kekeringan dan berbagai tindakan yang kita semua ambil untuk mengatasi kekurangan air.
Fakta pemanasan global mendistribusikan kembali air kita sudah menjadi kenyataan suram yang harus dihadapi banyak orang di seluruh dunia.
“Dengan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia, frekuensi dan tingkat keparahan kekeringan telah meningkat di beberapa seringkali sudah mengalami kelangkaan air wilayah di dunia,” tulis para penulis dalam laporan tersebut.
“Ketika dunia bergerak tampaknya tak terhindarkan menuju suhu rata-rata global 2°C lebih hangat daripada tingkat pra-industri, dampak kekeringan semakin meningkat dan diperkirakan akan memburuk di banyak wilayah, terutama dalam skenario bisnis seperti biasa.”