LINGKAR MADIUN - Beredar kabar dari media setempat bahwa di Israel lahir seekor sapi yang bewarna merah.
Berita ini membuat heboh warga Israel, lantaran sejak 2000 tahun yang lalu belum ada kejadian ini.
Dan lahirnya sapi merah ini sebagian kepercayaan yang dimiliki oleh Bangsa Yahudi di negara Israel kejadian ini pertanda dengan adanya tanda kiamat.
Hal itu juga senada dengan kepercayaan yang termuat dalam ajaran Yahudi dan kristen. Namun, tak hanya itu sapi merah juga dipercaya sebagaitanda akan munculnya seorang juru selamat atau mesias.
Yaitu merupakan organisasi basis keagamaan yang berada di Yerusalem.
“Seekor sapi betina merah sempurna telah lahir di tanah Israel,” lapornya, dikutip The Sun
Lalu setelah lahir, anak sapi merah tersebut telah diperiksa secara ekstensif oleh seorang ahli keagamaan yang menegaskan bahwa dia adalah calon yang layak untuk sapi merah menurut Alkitab.
Sapi ini memiliki ciri ciri yang hampir seperti yang dikabarkan oleh Alkitab. Sapi ini akan memulihkan kemuliaan Alkitab ke dunia, menurutnya
Sedangkan, direktur The Holy Temple Institute, Chain Richman mengatakan waktu untuk membangun kembali Kuil Sulaiman sudah semakin dekat setelah kelahiran sapi merah tersebut.
“Kami yakin waktunya telah tiba untuk membangun kembali Kuil Sulaiman, Mesias akan segera tiba untuk menyelamatkan kami,” katanya.
Namun, sapi merah tersebut bisa saja didiskualifikasi karena penyebab alami seperti timbul beberapa noda yang tidak sesuai dengan apa yang disebutkan dalam Alkitab.
Baca Juga: Penderita Diabetes Coba Konsumsi Pare secara Signifikan Mengontrol Gula Darah dalam Jangka Panjang
Seeprti diketahui bahwa sapi merah adalah sapi yang dibawa ke pendeta untuk dipersembahkan dalam Alkitab Ibrani.
Yaitu kaum fundamentalis Yahudi dan Kristen percaya bahwa begitu seekor sapi merah lahir, mereka akan dapat membangun kembali Kuil Sulaiman di Yerusalem.
Untuk melakukan hal ini, mereka harus menghancurkan kompleks Masjid Al-Aqsa yang merupakan salah satu dari tiga tempat suci bagi umat Muslim.
Dan diketahui juga bahwa hal tersebut merupakan salah satu penyebab konflik antara Palestina dan Israel tidak pernah berakhir.***