LINGKAR MADIUN- Dengan cuaca ekstrem yang menewaskan lebih dari 150 orang di Eropa dan panas yang membakar di beberapa bagian Amerika Utara, perdebatan seputar perubahan iklim semakin sengit dalam beberapa pekan terakhir.
Tetapi dapatkah pemanasan global benar-benar disalahkan atas peristiwa yang sangat berbeda dan terisolasi ini di berbagai belahan dunia?
Menurut Jean Jouzel, ahli iklim dan mantan wakil presiden Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC), ada kaitan yang "masuk akal", meski belum terbukti.
"Sayangnya, kita berada di tahap awal pemanasan global, dan apa yang ada di depan akan lebih buruk lagi," katanya kepada AFP.
"Kita tidak boleh menipu diri sendiri bahwa perubahan iklim terbatas pada beberapa bencana yang terisolasi atau pada satu wilayah atau periode waktu."
Di Eropa, massa udara yang sarat dengan air terhalang pada ketinggian tinggi oleh suhu dingin, menyebabkan mereka mandek selama empat hari di wilayah tersebut dan membuang derasnya hujan, kata Jouzel.
"Fenomena itu akrab bagi para ahli meteorologi, tetapi sudah 100 tahun sejak terakhir kali terjadi pada skala ini," katanya.