Amerika Sebut Taliban di Afghanistan Hidup dari Bisnis Opium, Kok Bisa?

- 16 Agustus 2021, 20:01 WIB
ilustrasi taliban
ilustrasi taliban /Reuters

LINGKAR MADIUN - Amerika Serikat menghabiskan lebih dari 8 miliar dollar selama 15 tahun pada upaya untuk merampas keuntungan Taliban dari perdagangan opium dan heroin Afghanistan, dari pemberantasan opium hingga serangan udara dan serangan terhadap laboratorium yang dicurigai.

Sebagaimana dilansir Lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari laman Aljazeera pada Senin 16 Agustus 2021. Pejabat dan Pakar AS dan PBB mengatakan Saat AS mengakhiri perang terpanjangnya, Afghanistan tetap menjadi pemasok opium ilegal terbesar di dunia dan tampaknya pasti akan tetap demikian ketika Taliban berada di ambang mengambil alih kekuasaan di Kabul.

Beberapa pejabat PBB dan AS khawatir jatuhnya Afghanistan ke dalam kekacauan menciptakan kondisi untuk produksi opiat ilegal yang lebih tinggi, potensi keuntungan bagi Taliban.

Baca Juga: Deretan Fakta Tentang Negara Afghanistan yang Dikuasai Taliban, Negara Penghasil Opium Terbesar di Dunia

“Taliban telah mengandalkan perdagangan opium Afghanistan sebagai salah satu sumber pendapatan utama mereka,” Cesar Gudes, kepala kantor Kabul dari Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC), mengatakan kepada Reuters.

“Lebih banyak produksi membawa obat-obatan dengan harga lebih murah dan lebih menarik, sehingga aksesibilitas lebih luas.”

Dengan Taliban memasuki Kabul pada hari Minggu, "ini adalah saat-saat terbaik di mana kelompok-kelompok terlarang ini cenderung memposisikan diri" untuk memperluas bisnis mereka, kata Gudes.

Baca Juga: Taliban Berkuasa, Abdul Ghani Baradar Resmi Menjadi Pemimpin De Facto Afghanistan

Taliban melarang penanaman opium pada tahun 2000 karena mereka mencari legitimasi internasional, tetapi menghadapi reaksi keras dan kemudian sebagian besar mengubah pendirian mereka, menurut para ahli.

Terlepas dari ancaman yang ditimbulkan oleh bisnis obat-obatan terlarang Afghanistan, para ahli mencatat, AS dan negara-negara lain jarang menyebutkan di depan umum perlunya menangani perdagangan yang diperkirakan oleh UNODC lebih dari 80 persen pasokan opium dan heroin global.

Halaman:

Editor: Yoga Adi Surya

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x