Virus Marburg Terdeteksi di Afrika, Akankah Menjadi Wabah Baru? Begini Prediksinya

- 26 Agustus 2021, 15:36 WIB
Ilustrasi virus. Virus Marburg Terdeteksi di Afrika, Akankah Menjadi Wabah Baru? Begini Prediksinya
Ilustrasi virus. Virus Marburg Terdeteksi di Afrika, Akankah Menjadi Wabah Baru? Begini Prediksinya /Pixabay

LINGKAR MADIUN – Saat dunia sedang fokus melawan pandemi Covid-19. Namun, ada virus baru yang berbahaya teridentifikasi di Afrika pada bulan ini.

Otoritas kesehatan di negara Afrika Barat, Guniea, mengonfirmasi kasus penyakit virus Marburg pada 9 Agustus 2021, di prefektur Gueckedou Selatan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Ini merupakan pertama kalinya virus yang menyebabkan demam berdarah yang sangat menular mirip Ebola telah terdeteksi di Afrika Barat.

Baca Juga: Yuk Kenalan Sama Vaksin Moderna, Ketahui Efek Samping dan Cara Mengatasinya, Kamu Wajib Tau!  

“Kami memuji kewaspadaan dan tindakan investigasi cepat oleh petugas kesehatan Guinea. Potensi virus Marburg menyebar jauh dan luas berarti kita harus menghentikannya,” kata Dr. Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO untuk Afrika, dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilansri oleh Lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com pada laman Healthline, Kamis 26 Agustus 2021.

Dalam keterangannya WHO juga akan bekerja sama dengan otoritas kesehatan untuk menerapkan tanggapan cepat yang dibangun berdasarkan pengalaman dan keahlian Guinea di masa lalu dalam mengelola Ebola, yang mana virus tersebut memiliki cara penularan yang sama.

Baca Juga: Buruan Gabung! Kartu Prakerja Gelombang 19 Kembali Dibuka, Sampai Kapan? Simak Begini Kata Penyelenggara

Dr Eric Cioe-Peña, direktur kesehatan global di Northwell Health di New Hyde Park, New York, mengatakan kepada Healthline bahwa virus Marburg adalah jenis virus demam berdarah.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan bahwa meskipun beberapa jenis virus demam berdarah dapat menyebabkan penyakit yang relatif ringan, banyak dari virus ini dapat menyebabkan penyakit parah yang mengancam jiwa.

Menurut CDC, demam berdarah virus (VHFs) disebabkan oleh empat keluarga virus yang berbeda: Arenaviridae, Bunyaviridae, Filoviridae, dan Flaviviridae. Virus Marburg dianggap sebagai filovirus (filoviridae).

Baca Juga: Virus Marburg Telan Korban Pertama di Afrika, Berpotensi Jadi Pandemi Kedua

“Filovirus adalah keluarga virus yang sama dengan Ebola,” kata Cioe-Peña. “Gejalanya hampir identik dengan Ebola dan angka kematian berkisar dari kurang dari Ebola – sekitar 28 persen adalah kematian terendah dan 88 persen adalah kematian tertinggi yang tercatat”.

Cioe-Peña mengatakan gejala termasuk demam, malaise, nyeri tubuh, mual, muntah, diare, dan pendarahan internal.

WHO menyebut penyakit ini 'rentan epidemic', artinya penyakit ini dapat menyebar dengan mudah di antara orang-orang jika tidak dicegah. Ada wabah Marburg sebelumnya di bagian lain Afrika, termasuk Angola, Uganda, dan Afrika Selatan.

Baca Juga: Indigo Ramalkan Munculnya Virus Baru Menular Dari Mayat Hidup: Menyerang Orang dan Tidak Punya Rasa Kenyang

“Filovirus tidak menular seperti yang biasa kita alami dengan COVID-19,” kata Cioe-Peña.

Cioe-Peña pun menambahkan bahwa Infeksi biasanya terjadi dengan kontak langsung dengan cairan tubuh dari individu yang terinfeksi, biasanya anggota keluarga dekat, atau orang yang berpartisipasi dalam ritual pemakaman yang melibatkan kontak dekat dengan tubuh.

Kabar baiknya, tambahnya, adalah bahwa kesadaran untuk mencegah pendarahan virus dan demam di benak orang-orang di Guinea, karena wabah Ebola pada tahun 2014.

Baca Juga: Cek Fakta: Virus Penyebab COVID-19 Bisa Mati dengan Terapi Uap Air Panas, Benarkah?

“Fakta bahwa ini terdeteksi setelah satu kasus menunjukkan pengawasan dan komitmen pemerintah negara-negara Afrika Barat untuk mencegah epidemi lain seperti 2014,” katanya.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Healtline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah