Ribuan Rakyat Sri Lanka Unjuk Rasa Saat 1 Mei 2022: Gotabaya Rajapaksa adalah Presiden yang Gagal

- 2 Mei 2022, 15:30 WIB
Serikat pekerja memprotes selama pemogokan nasional menuntut pengunduran diri Presiden Gotabaya Rakapaksa dan kabinetnya, menyalahkan mereka karena menciptakan krisis ekonomi terburuk negara itu dalam beberapa dekade, di depan Sekretariat Presiden di Kolombo, Sri Lanka, 28 April 2022.
Serikat pekerja memprotes selama pemogokan nasional menuntut pengunduran diri Presiden Gotabaya Rakapaksa dan kabinetnya, menyalahkan mereka karena menciptakan krisis ekonomi terburuk negara itu dalam beberapa dekade, di depan Sekretariat Presiden di Kolombo, Sri Lanka, 28 April 2022. /Husni habib /Channel news asia

LINGKAR MADIUN- Ribuan pendukung partai oposisi Sri Lanka berunjuk rasa pada Minggu (1 Mei) di ibukota komersial Kolombo saat krisis politik dan ekonomi selama berminggu-minggu tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda.

Ekonomi Sri Lanka terpukul keras oleh pandemi dan pemotongan pajak oleh pemerintah Presiden Gotabaya Rajapaksa.

Berkurangnya cadangan mata uang asing telah membuat negara pulau berpenduduk 22 juta orang itu berjuang untuk membayar impor bahan bakar, makanan dan obat-obatan dan membawa ribuan orang turun ke jalan dalam protes harian yang kadang-kadang berubah menjadi kekerasan.

Baca Juga: Tak Main-main, Putin Peringatkan Ikut Campur dalam Invasi, Serangan ke Ukraina Semakin Gencar

Baca Juga: 5 Tanda yang Dipercaya Perempuan Menggunakan Indra Keenam, Pahami dan Hati-hati!

Pada hari Minggu, partai-partai oposisi mengakhiri pawai selama seminggu dari pusat kota Kandy, dengan ribuan pendukung memadati Lapangan Kemerdekaan Kolombo.

Banyak yang membawa bendera Sri Lanka dan mengenakan ikat kepala bertuliskan "Harus Pulang", salah satu seruan utama para pengunjuk rasa.

"Begitu banyak orang menderita karena biaya bahan bakar dan makanan. Ada antrian untuk semuanya," kata Sunil Shantha, seorang dosen universitas berusia 58 tahun yang mengatakan dia memilih Rajapaksa pada pemilihan presiden terakhir pada 2019.

"Gotabaya adalah presiden yang gagal."***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x