Lewat panglima perangnya, Falintil memerintahkan Brigjen Taur Matan Ruak untuk memecat Alfredo dengan alasan membangkang.
Merasa kecewa dengan keputusan yang dilakukan pemerintahnya, Alfredo menggandeng 600 tentara Falintil Desertir dan menegaskan perlawannya dengan membentuk Gastao Salsinha atau bisa disebut dengan angkatan perang Timor Leste Barat.
Baca Juga: Parah! Angka Kematian Dokter Meningkat, Begini Tanggapan Muhadjir
Kemudian Gastao Salsinha melakukan pemberontakan kepada markas-markas militer Falintil.
Akibat pemberontakan tersebut Falintil porak poranda, karena Alfredo dan 600 tentara Falintil yang ikut bersamanya pernah menjalani pendidikan militer formal di Australia, mereka bukan tentara biasa.
Kondisi semakin tidak terkendali ketika Gastai Salsinha melakukan hubungan dengan geng-geng bersenjata di Timor Leste.
Baca Juga: Link Streaming West Ham United Vs Wolverhampton, Tayang Senin Dini Hari di Mola TV
Geng-geng tersebut diberi tugas untuk membuat kondisi Timor Leste semakin tidak terkendali, dengan cara menjarah besar-besaran di ibu kota Dili.
Tidak hanya itu, geng tersebut juga melakukan pembantaian, pembakaran hingga pemerkosaan kepada warga Timor Leste, hingga membuat kondisi ibu kota Dill benar-benar tidak terkendali.
Falintil yang tidak siap melawan serbuan pemberontak yang terus-menerus menekannya akhirnya kalah dari Gastao Salsinha.