Ada Apa Dengan Timor Leste, Konflik Internal Hingga Kemiskinan Terjadi

- 28 September 2020, 06:20 WIB
Timor Leste
Timor Leste /Pikiran-rakyat.com

LINGKAR MADIUN - Hanya segilintir orang yang mendengar bahwa Timor Leste setelah kemerdekaan juga sempat teramcam hancur, tepatnya pada tahun 2006-2008 Timor Leste sangat kacau.

Penyebabnya adalah karena diskriminasi pemerintahan pusat Timor Leste. Timor Leste bagian barat selalu dinomor dua kan kepentingannya oleh pemerintah Dili.

Dengan dasar tersebut Mayor dari angkatan perang Timor Leste Falintil, Alfredo Reinaldo memutuskan untuk melakukan pemberontakan.

Baca Juga: Miris! 20 Rumah Sakit Covid-19 Di Jakarta Penuh, Ini Yang Terjadi Di Ruang Icu

Alfredo Reinaldo yang berasal dari Timor Leste bagian barat dan berbatasan langsung dengan Indonesia seringkali didiskriminasi dan selalu dianggap tidak nasionalis.

Mengutip Sydney Morning Herald, Jumat (25/9/2020) padahal Alfredo Reinado ialah gerilyawan cinta Timor Leste saat berkonflik dengan Indonesia puluhan tahun silam.

Ia hanya mengungkapkan pendapat kenapa Timor Leste bagian barat kurang diperhatikan oleh pemerintah pusat.

Baca Juga: 37 Pegawai KPK Mengundurkan Diri, Ahmad Sahroni 'Jangan Bikin Saya dan Publik Menebak-nebak'

Namun pendapatnya justru ditanggapi penolakan keras dari Falintil.

Lewat panglima perangnya, Falintil memerintahkan Brigjen Taur Matan Ruak untuk memecat Alfredo dengan alasan membangkang.

Merasa kecewa dengan keputusan yang dilakukan pemerintahnya, Alfredo menggandeng 600 tentara Falintil Desertir dan menegaskan perlawannya dengan membentuk Gastao Salsinha atau bisa disebut dengan angkatan perang Timor Leste Barat.

Baca Juga: Parah! Angka Kematian Dokter Meningkat, Begini Tanggapan Muhadjir

Kemudian Gastao Salsinha melakukan pemberontakan kepada markas-markas militer Falintil.

Akibat pemberontakan tersebut Falintil porak poranda, karena Alfredo dan 600 tentara Falintil yang ikut bersamanya pernah menjalani pendidikan militer formal di Australia, mereka bukan tentara biasa.

Kondisi semakin tidak terkendali ketika Gastai Salsinha melakukan hubungan dengan geng-geng bersenjata di Timor Leste.

Baca Juga: Link Streaming West Ham United Vs Wolverhampton, Tayang Senin Dini Hari di Mola TV

Geng-geng tersebut diberi tugas untuk membuat kondisi Timor Leste semakin tidak terkendali, dengan cara menjarah besar-besaran di ibu kota Dili.

Tidak hanya itu, geng tersebut juga melakukan pembantaian, pembakaran hingga pemerkosaan kepada warga Timor Leste, hingga membuat kondisi ibu kota Dill benar-benar tidak terkendali.

Falintil yang tidak siap melawan serbuan pemberontak yang terus-menerus menekannya akhirnya kalah dari Gastao Salsinha.

Baca Juga: Link Streaming West Ham United Vs Wolverhampton, Tayang Senin Dini Hari di Mola TV

Karena sudah tidak sanggup lagi menahan pemberontakan, akhirnya Jose Ramos Horta yang pada saat itu menjabat sebagai presiden Timor Leste menghubungi militer Australia guna meminta dukungan.

Lantas Australia mengirim pasukan bersenjatanya ke Timor Leste. Namun sebaliknya, bukannya mundur Alfredo dan pasukannya semakin berani melawan Timor Leste yang dibantu kekuatan militer Australia.

Puncaknya pada 11 Februari 2008, Alfredo bersama pasukannya menyerang kediaman Jose Ramos Horta dan Xanana Gusmao secara bersamaan.

Baca Juga: Ribuan Orang Orang Tertangkap Dalam PSBB Jilid II Di Jakarta

Alfredo berpikir dengan tewasnya kedua pemimpin tersebut maka Timor Leste mendapatkan kemerdekaan yang seutuhnya, walau bisa saja malah Timor Leste bagian barat yang harus terpisah dari pemerintahan pusat.

Akhirnya Ramos Horta tertembak pasukan Alfredo dan hampir tewas jika tidak segera mendapatan bantuan tentara Australia, sedangkan Xanana berhasil selamat.

Aksi penyerangan itu juga menjadi akhir hayat Alfredo dimana ia ditembak mati Falintil yang berjaga di kediaman Xanana Gusmao.

Baca Juga: Ternyata ini Kestimewaan dan Keberkahan Hari Senin yang Tak Banyak Orang Tahu!

Di lain pihak saat Timor Leste sedang dilanda krisis, di perbatasan militer Indonesia siaga penuh mengantisipasi jika kerusuhan melebar sampai wilayah RI.

Tentara Indonesia saat itu juga mendapatkan tugas untuk mengawasi perbatasan dan melindungi WNI, dan melakukan tindakan tegas jika diperlukan.***

Editor: Ninna Yuniari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x