Network
Syekh Muhammad Amin Asy-Syingthyy rahimahumullah berkata bahwa para ulama berbeda pendapat tentang kebolehan pernikahan antara anak adam dan jin, sejumlah ulama melarangnya, namun sebagian ulama membolehkannya.
Para ulama yang melarang adanya pernikahan tersebut adalah Imam Hasan Al-Bashri, Imam Qattadah, Hakam bin Uyainnah, Uqbah Al-Asham, dan Imam Jamaluddin Al-Sajastani dari kalangan Hanafiah.
Sebagian ulama yang menganggap pernikahan manusia dan jin adalah sebuah keharaman, hal tersebut didasarkan pada firman Allah SWT.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia diciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang...” (QS Ar-Rum:21)
Baca Juga: Jatim Waspada Hujan Lebat dan Angin Kencang 2-4 Maret 2021, BMKG Keluarkan Peringatan Dini 3 Harian
Mengenai hal tersebut Syekh Wali Zar bin Syahiz Ad-Din hafizahulla mengatakan:
“Adapun masalah ini dari segi realitas, maka semuanya menyatakan kemungkinan terjadinya. Karena nash yang ada tidak menyatakan secara jelas, apakah dibolehkan atau dilarang, maka kami condong kepada pelarangan secara syariat. Sebab membolehkannya akan menyebabkan beberapa hal yang membahayakan.”
Hal yang membahayakan tersebut yang pertama adanya perbuatan zina dengan alasan berhubungan dengan jin; kedua adanya kekhawatiran mengenai nasab dari anak keduanya, wujud anaknya, dan banyak pertanyaan lainnya, dan yang terakhir dengan adanya interaksi antara manusia dan jin membuat manusia berada dalam gangguan. Padahal, Islam mengutamakan keselamatan bagi manusia.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah menjelaskan bahwa pernah terjadi pernikahan antara manusia dan jin, bahkan terlahir keturunan.
Allah SWT berfirman:
