Network
LINGKAR MADIUN- Manusia haruslah berbangga karena bisa menempati dan menjadi pemimpin di planet tercinta ini yakni bumi. Namun tahukah kamu bahwa bumi pernah menolak keputusan Allah untuk menempatkan kita ke dalamnya.
Bahkan bumi sampai menangis agar keputusan tersebut dibatalkan, bahkan dua malaikat gagal mengambil tanah di bumi untuk menciptakan Nabi Adam AS.
Kisah ini berawal saat Allah SWT menciptakan Nabi Adam AS yang tercipta dari tanah. Namun terlebih dahulu Allah SWT kepada bumi akan mengambil tanah di sana.
Baca Juga: Cukup Kerjakan 10 Menit Amalan Ringan Ini, Kamu akan Dijauhkan dari Api Neraka! Simak Ulasannya
“Hai bumi Aku akan ciptakan manusia dari sari patimu, sebagian dari mereka ada yang taat pada-Ku dan sebagian lainnya durhaka kepada-Ku. Siapa yang taat kepada-Ku maka akan Aku masukkan dia ke dalam surga-Ku dan siapa durhaka kepada-Ku akan Aku masukkan dia ke dalam neraka-Ku.” (Imam ats-Tsa’labi)
Mendengar hal tersebut bumi mulai cemas dan diliputi kekhawatiran. Hal tersebut juga dialami oleh malaikat, mereka bingung dan menanyakan akan keputusan tersebut.
Baca Juga: Tumbangkan Brighton, Leicester City Geser Posisi Manchester United
“Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu, orang-orang yang akan membuat kerusakan padanya yang menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dan memuji Engkau dan mensucikan Engkau.”
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah:30).
Baca Juga: Ketua Umum Partai Demokrat AHY Bersilaturahmi dengan Pendiri Partai Demokrat
Allah SWT mengutus malaikat Jibril ke bumi untuk mengambil tanah dari bumi, namun bumi menolaknya, bumi pun memelas dan menangis kepada Jibril, ia pun bersumpah dengan nama Allah SWT bahwa ia tidak sanggup menanggung beban manusia di bumi.
“Demi Allah aku berlindung dari-Mu dari utusan-Mu, apakah Engkau tidak mengambil sebagian dari kami jika nantinya akan menjadi penghuni neraka.”
Mendengar hal tersebut, Jibril tak kuasa mengambil apapun dari bumi, kemudian kembali kepada Allah dan menceritakan alasan bumi yang bersumpah dengan keagungan Allah SWT bahwa dia tidak memiliki kesanggupan untuk menanggung azab-Nya.
Baca Juga: Hubungan Ayu Ting Ting dan Ivan Gunawan Sebatas Kakak Adik Saja! Begini Menurut Ramalan Denny Darko
Allah SWT lantas mengutus dua malaikat sekaligus yaitu Mikail dan Israfil untuk turun ke bumi mengambil tanah, lagi-lagi bumi melakukan hal yang sama dengan bersumpah membawa nama Allah.
Kedua malaikat tersebut pun kembali kepada Allah SWT tanpa membawa sedikit pun tanah sama seperti Jibril. Allah SWT kemudian mengutus malaikat Izrail, namun malikat tersebut tidak seperti dua malaikat lainnya, karena ia tidak memperdulikan bumi agar tidak mengambil tanahnya.
Malaikat Izrail pun memukul bumi dengan pedangnya, dan bumi pun bergetar ketakutan, lantas malaikat Israil mencabutnya, meski bumi sudah bersumpah atas nama Allah SWT, namun ia tetap mengambil tanah dari bumi seraya berkata:
“Aku takut menyalahi (melanggar) perintah Allah, aku sama sekali tak akan melanggar perintah Tuhanku, walau dengan segala perendahan dirimu.”
Ketika malaikat Izrail mengambil dengan paksa sebagian dari bumi, bumi pun menangis mereka kehilangan tanahnya. Namun Allah SWT berfirman bahwa apa yang sudah diambilnya dari bumi sebenarnya akan dikembalikan kepada bumi.
Kemudian Allah SWT berfirman kepada bumi:
“Sesungguhnya kelak akan Aku kembalikan kepadamu apa yang Aku ambil darimu itu. Dari bumi (tanah) Kami jadikan kamu dan kepadanya Kami akan kembalikan kamu. Dan daripadanya Kami akan keluarkan kamu pada kali yang lain.” (QS. Thaha:55)
Kemudian malaikat Izrail membawa tanah tersebut untuk dibawa menghadap Allah SWT. Namun kecemasan bumi akan kerusakan terhadapnya sudah benar-benar terjadi, bukan hanya dari fisik saja, namun juga para penghuninya yang semakin melanggar.
Namun, Allah SWT menciptakan manusia sebagai pemimpin bukanlah tanpa alasan. Maka dari itu hanyalah Allah yang Maha mengetahui.
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahuinya.” (QS. Al-Ankabut:64)
Wallahu a’lam bishawab.***
