Kisah Anak Adam yang Dapat Warisan Dosa Hingga Hari Kiamat, Jangan Sampai Anda Melakukan Hal Mengerikan Ini

- 3 September 2021, 20:10 WIB
Kisah Anak Adam yang Dapat Warisan Dosa Hingga Hari Kiamat, Jangan Sampai Anda Melakukan Hal Mengerikan Ini
Kisah Anak Adam yang Dapat Warisan Dosa Hingga Hari Kiamat, Jangan Sampai Anda Melakukan Hal Mengerikan Ini /pexels/Micael Widell

LINGKAR MADIUN - Diantara kita pasti sering mendengar jika ada pahala yang tetap mengalir meski seseorang sudah meninggal dunia. Ternyata tidak hanya pahala dosapun ada yang demikian. Meski seseorang sudah meninggal dunia tak lantas urusan dengan dunia berakhir begitu saja.

Perbuatan dosa yang pernah dilakukannya dapat menjadi warisan yang semakin memberatkan kehidupannya di alam barzakh. Padahal saat sudah meninggal roh manusia sangat membutuhkan penerangan dari pahala-pahala yang pernah dilakukannya.

Berikut ini adalah kisah seorang pria yang mendapatkan warisan dosa hingga hari kiamat. Pria ini sebenarnya sangat familiar. Ia merupakan pelopor untuk dosa membunuh sesama manusia. Ia adalah qobil salah satu putra dari Nabi Adam alaihissalam.

la membunuh saudaranya Habil dan dosanya akan terus mengalir hingga hari kiamat bahkan akan terus bertambah jika ada manusia lainnya yang melakukan hal yang sama. Rosulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

"Barangsiapa yang memulai perkara baik yang disyariatkan maka baginya pahalanya dan pahala, orang yang mengikutinya sampai terjadinya hari kiamat dan barangsiapa yang memulai perkara jelek, maka baginya dosanya dan dosa orang yang mengikutinya sampai terjadinya hari kiamat." (HR Muslim)

Kisah ini bermula setelah Allah Subhanahu Wa Ta'Ala menurunkan Nabi Adam alaihissalam dan Siti Hawa ke bumi setelah bertahun-tahun terpisah. Keduanya akhirnya dipersatukan kembali dan membangun keluarga.

Dari riwayat Ibnu Ishaq Diceritakan bahwa Hawa melahirkan 40 anak dengan 20 kali mengandung. Setelah anaknya dewasa, Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan nabi Adam untuk menikahkan salah satu dari pasangan kembar dengan salah satu dari pasangan kembar lainnya.

Sampailah pasangan kembar antara qobil dan iklim, dia yang berwajah ayu. Habil dan Labuda yang berparas kurang menarik. Sehingga seharusnya qobil dinikahkan dengan labuda dan habil dinikahkan dengan iklima.

Tatkala qobil melihat calon istrinya yang kurang menarik, qobil mengajukan protes kepada sang ayah, ia ingin dinikahkan dengan kembarannya sendiri yaitu iklim yang berparas lebih cantik dibandingkan labuda.

Baca Juga: Bakti Maba Universitas Andalas Menuai Protes, Dianggap Komersialisasi Dan Timbulkan Benih Koruptif

Baca Juga: Gilang Bungkus Terdakwa Fetish Kain Jarik Diduga Kembali Mencari Mangsa, Benarkah? Begini Ulasannya

Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan petunjuk dengan memerintahkan keduanya untuk berkurban. Siapa korbannya yang diterima maka dialah yang berhak menikah dengan iklima. Keduanya kemudian setuju.

Qobil yang merupakan seorang petani akan mengorbankan hasil pertaniannya sedangkan Habil yang seorang peternak akan mengorbankan dombanya. Karena merasa sombong dan yakin korbannya akan diterima qobil pun tidak menyiapkan korbannya dengan matang.

Ia asal saja memberikan persembahan tersebut dengan memilih gandum yang jelek dari tanamannya. Dia tidak peduli apakah kurbannya diterima atau tidak karena rasa sombong dan dengki yang sudah menguasainya.

Namun tidak demikian dengan Habil, setiap hari ia memberi makan domba dengan makanan yang terbaik sehingga hasilnya dombanya tumbuh dengan gemuk dan sehat. Setelah korban keduanya dipersembahkan Allah Subhanahu Wa Ta'Ala menurunkan api berwarna putih.

Dengan izin Allah api itu membawa kurban Habil sebagai tanda bahwa kurbannya diterima dan meninggalkan kurban Qabil sebagai tanda bahwa korbannya ditolak. Al-qurthubi menukil dari Sa'id bin jubair rahimahullah yang menjelaskan bahwa kambing itu diangkat ke surga dan hidup disana hingga diturunkan lagi ke bumi untuk dijadikan tebusan bagi Nabi Ismail Alaihissalam.

Mengalami kenyataan jika korbannya tidak diterima, akhirnya qobil sangat marah. Kemarahannya bahkan membuatnya mengancam Habil hingga akan dibunuh. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dengan menceritakannya dalam Alquran.

"Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua Putra Adam qobil dan Habil dengan sebenarnya ketika keduanya mempersembahkan kurban. Maka diterima dari salah satunya dan tidak diterima dari yang lainnya, maka berkata yang tidak diterima qurbannya 'Sungguh aku akan membunuhmu dan berkata yang diterima qurbannya 'sesungguhnya Allah hanya menerima kurban dari orang-orang yang bertakwa." (Al-qur'an surat al-maidah ayat 27).

Baca Juga: Netizen Geram Saipul Jamil Disambut Bak Pahlawan, Netizen: Dia Itu Mantan Napi Pencabulan Anak Di Bawah Umur

Baca Juga: Rekap Hasil Pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia: Samurai Biru Kalah Tipis dari Oman

Namun bukannya melawan Habil justru menyerahkan diri dan tidak ada keinginan lawannya. Hal ini dilakukannya karena khawatir jika ia melawan, dia akan mempunyai keinginan seperti qobil ingin membunuh lawannya.

Akhirnya habil dibunuh saat tengah tidur lelap. Dalam beberapa kitab tafsir dijelaskan bahwa qobil membunuh habil dengan melempar batu hingga pecah kepalanya. Ada pula riwayat lainnya yang menyatakan bahwa habil dicekik dan digigit sebagaimana binatang buas ketika menyantap mangsanya.

Ternyata kematian habil membawa rasa takut untuk qobil. Tanpa belas kasihan ia berniat untuk meninggalkan, ini adalah kematian pertama di muka bumi qobil pun tidak mengetahui harus berbuat apa dalam keadaan tersebut.

Allah subhanahuwata'ala mendatangkan dua burung gagak yang sedang bertarung salah satunya mati maka yang hidup mengais-ngais tanah dengan paruhnya membuat lubang untuk menanam burung gagak yang mati.

Qobil mengambil pelajaran dari peristiwa itu tentang cara mengubur jenazah saudaranya karena perbuatannya inilahia harus menanggung dosa yang terus mengalir hingga hari kiamat. Hal ini sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

"Tidaklah dibunuh suatu jiwa dengan zalim melainkan dosa membunuh dan itu akan ditanggung pula oleh anak Adam yang pertama atau qobil karena dialah yang pertama memberi contoh pembunuhan." (HR Bukhari dan Muslim).*****

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: Youtube Tadabbur Ilmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah