Sambut Maulid Nabi, Ini Kisah Sedih dan Marahnya Nabi Muhammad SAW dalam Tragedi Bi’r Ma’unah

- 27 Oktober 2020, 18:00 WIB
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad SAW.
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad SAW. /Matponjot/Pixabay

LINGKAR MADIUN- Rasulullah Muhammad SAW adalah seorang penyabar dan tidak pendendam. Meski pernah merasakan kesedihan seperti ditinggal istri tercinta, Khadijah, dan paman yang telah merawatnya sejak kecil, Hamzah bin Abdul Muthalib, Rasulullah tidak pernah sampai marah. 

Meski begitu, Rasulullah ternyata pernah sangat bersedih hingga marah. Sikap yang mungkin berbenturan dengan karakter Rasulullah yang begitu tenang dan sabar. Lantas apa yang membuat Rasulullah begitu marah? 

Kisah itu dikenal dengan tragedi Bi'r Ma'unah. Dalam tragedi itu, 70 sahabat terbaik Rasulullah dibantai saat mereka menjalankan misi menyebarkan ajaran Islam.

 Baca Juga: Mengenal dan Merawat Tanaman Hias Alocasia Black Velvet

Baca Juga: Cara Mudah Cek BLT Bansos Non-PKH Rp 500 Ribu, Pastikan Kamu Punya KKS Lalu Login Aplikasi SIKS

Kisah ini bermula ketika Rasulullah mendapat kabar yang cukup menggembirakan, tentang beberapa kaum yang ingin memeluk Islam. Kaum itu sampai meminta Rasulullah mengirimkan utusan untuk mengajarkan Islam kepada mereka. 

Permintaan itu dijawab Rasulullah dengan mengirim 70 sahabat terbaik. Kedudukan mereka sangat istimewa karena penguasaan atas ilmu agama yang jauh dibandingkan sahabat-sahabat lainnya. 

Para sahabat istimewa ini bahkan sampai tidak dibolehkan ikut perang. Ini semata-mata agar mereka mendalami ilmu agama seperti diajarkan Rasulullah secara langsung sehingga bisa menyebarkan Islam. Bisa dikatakan, mereka adalah kader terbaik Rasulullah. Para sahabat itu sudah mencapai derajat qurra', yang tidak hanya hafal Alquran, melainkan juga paham hukum-hukum syariat dan berpengetahuan luas.

 Baca Juga: Sambut Libur Akhir Oktober, Jasa Marga Lakukan Berbagai Upaya Antisipasi Kemacetan

Baca Juga: FPI Siapkan Kuasa Hukum Bantu Gus Nur, Begini Tanggapan Polri

Para sahabat itu kemudian berangkat melaksanakan perintah Rasulullah mengajarkan Islam kepada kaum, yaitu Bani Sulaim. Peristiwa kelam terjadi ketika mereka sampai di sumur Ma'unah. Di dekat sumur itu, mereka dibantai secara kejam oleh Bani Sulaim. 

Kabar itu sampai ke telinga Rasulullah dan membuat Sang Nabi sangat terpukul. Selama sebulan penuh, Rasulullah marah dan mengucapkan laknat kepada para pelaku pembantaian. Peristiwa itulah yang menjadi dasar disyariatkannya Qunut Nazilah. 

Doa ini dibaca Rasulullah setiap kali sholat wajib berjemaah selama sebulan penuh. Berarti dalam sehari, doa ini diucapkan sebanyak lima kali dan diamini oleh para sahabat. Bahkan, lafal doa yang diucapkan Rasulullah sangat mengerikan. Seperti tertuang dalam hadis riwayat Bukhari yang artinya,

Baca Juga: BMKG: Lebak Banten Diguncang Gempa Pukul 07.33 Pagi Ini

Baca Juga: Jadwal dan Prediksi Liga Champions Matchday-2: Juventus vs Barcelona, Atalanta vs Ajax, Linknya Ini

" Ya Allah, keraskanlah siksa-Mu atas (kaum) Mudhar. Ya Allah, jadikanlah atas mereka musim kemarau seperti musim kemarau (yang terjadi pada zaman) Yusuf."

Dalam riwayat lain, Rasulullah sampai menyebut nama-nama pelaku pembantaian 70 sahabat itu dalam doanya.

" Ya Allah, laknatlah si fulan, si fulan, dan si fulan."  

Jarang-jarang kita mendengar doa Rasulullah SAW yang redaksinya sangat menyeramkan itu. Biasanya yang kita tahu, Rasulullah SAW mendoakan agar mereka dapat hidayat dari Allah SWT. Tetapi kasus ini memang agak lain. Semoga kisah ini dapat diambil hikmahnya dalam meningkatkan ketaatan kita kepada Allah SWT serta meningkatkan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW.***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: Rumah Fiqih Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x