Peneliti Ungkap Orang yang Tak Suka Makan Sayur Berisiko Lebih Kecil Tertular Virus COVID-19, Simak Ulasannya

15 Juli 2021, 12:24 WIB
Ilustrasi sayuran /Pexels

LINGKAR MADIUN - Ada beberapa orang yang tidak menyukai beberapa jenis sayuran dikarenakan pahit atau mungkin karena tidak memang tidak terlalu suka

Diketahui, sayur merupakan salah satu makanan sehat yang kaya akan kandungan vitamin dan nutrisi yang baik untuk tubuh.

Biasanya para orang tua harus mengakali dengan berbagai cara agar sang anak bisa mengonsumsi sayuran.

Baca Juga: HOAX PPKM Darurat Diperpanjang hingga Agustus,Polda Jatim Ungkap Fakta Aslinya

Seperti dilansir Lingkar Madiun dari The Sun, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa orang yang tidak suka makan sayuran pahit seperti kubis, brokoli, dan brussel justru menjadi hal yang baik.

Menurut para studi yang dilakukan di Amerika Serikat itu menemukan bahwa orang yang tidak suka makanan pahit memiliki kemungkinan 10 kali lipat lebih kecil untuk terinfeksi Covid-19.

Baca Juga: Peringatkan China Akan Jadi 'Kekaisaran Jahat', Mike Pence: Partai Komunis Tiongkok Ancaman Terbesar Di Bumi

Selain itu, mereka mengungkapkan bahwa seseorang yang tidak suka makanan pahit juga akan mengalami gejala dan efek samping yang lebih ringan ketika terinfeksi virus Covid-19.

Dikarenakan reseptop rasa pahit berperan penting dalam kekebalan tubuh yang membuat seseorang lebih kebal untuk menangkal virus Covid-19.

Seorang peneliti mengatakan, reseptor rasa pahit memainkan peranan penting dalam kekebalan bawaan terhadap sistem pernapasan bagian atas.

Baca Juga: Penting, Ini Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan Sebelum dan Sesudah Vaksinasi Covid-19

Tak hanya itu, seseorang yang tidak suka mengonsumsi makanan pahit ini dikenal sebagai Supertaster. Orang supertaster ini memiliki lebih banyak selera makan daripada orang biasanya.

Menurut tim medis yang dipimpin oleh Henry Barnham meneliti pengaruh antara orang supertaster dengan risiko terpapar virus Covid-19.

Setelah itu, para peneliti mengambil sampel dari 100 pasien yang positif virus Covid-19 dan mendeteksi orang supertaster menggunakan strip kertas.

Baca Juga: Presiden Uganda Sampaikan Pidato yang Menggetarkan Jiwa, Berikut Isi Pidato Lengkapnya

Dan mereka menemukan hanya 5 persen orang supertaster yang terinfeksi virus Covid-19. Artinya, jumlah orang supertaster yang terinfeksi Covid-19 ini 10 kali lebih rendah dibandingkan orang yang bisa makan sayur atau makanan pahit.

Para peneliti juga mengungkap bahwa orang yang tidak suka makanan pahit memiliki risiko lebih rendah terinfeksi virus Covid-19 lantaran memiliki selaput lendir yang melapisi sistem pernapasan yang merupakan tempat virus menempel.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: The Sun

Tags

Terkini

Terpopuler