LINGKAR MADIUN - Kebiasaan menggigit kuku ternyata tidak bisa diabaikan. Karena menyebabkan penyakit tertentu.
Keburukan ini patut segera dihentikan. Agar tidak sampai mengakibatkan gangguan kesehatan yang serius.
Mengutip dari laman Healthline, perilaku berulang pada tubuh ini mengarah pada istilah medis yakni onychophagia.
Baca Juga: Amrullah Saleh Menyatakan Diri Sebagai Presiden Afghanistan dan Ajak Rakyat Melawan Taliban
Kebiasaan ini umumnya terjadi saat anak-anak, namun tidak semuanya bisa menghentikan. Sebagian masih berlanjut hingga dewasa.
Penyebab menggigit kuku masih belum terlalu jelas. Akan tetapi kebiasaan ini akan dilakukan pada momen tertentu.
Misalnya saat tidak sabar menunggu, frustrasi, bosan, stres, hingga cemas. Jadi, secara tidak sadar tiba-tiba menggigit kuku.
Baca Juga: Beredar Kabar Pilpres dan Pilkada Akan Diundur Hingga Tahun 2027, Berikut Faktanya
Namun, menggigit kuku juga berkaitan dengan masalah emosional atau psikologis. Contoh seperti:
- Gangguan hiperaktivitas (ADHD)
- Gangguan depresi mayor (MDD)
- Gangguan obsesif kompulsif (OCD)
Baca Juga: Inilah Negara Pertama yang Mendukung Taliban Berkuasa di Afghanistan
- Gangguan menentang oposisional (ODD)
- Gangguan kecemasan perpisahan
- Sindrom Tourette
Akan tetapi, tidak semua orang dengan gangguan ini menggigit kukunya. Dengan cara yang sama, menggigit kuku tidak berarti memiliki gangguan psikologis.
Baca Juga: Mengejutkan! Begini Janji Taliban: Menghormati dan Melindungi Hak-hak Perempuan Afghanistan
Intinya kebiasaan buruk ini mencakup menggigit kuku, lapisan kutikula, dan jaringan di sekitar kuku.
Selain nyeri pada kuku dan kulit di sekitarnya, efek samping dan resiko menggigit kuku meliputi:
- Kuku yang tampak tidak normal
- Infeksi jamur pada lempeng kuku dan kulit di sekitarnya
- Penyakit karena menularkan bakteri dan virus dari jari ke wajah serta mulut
- Membahayakan gigi dan infeksi mulut
- Nyeri dan disfungsi sendi temporomandibular
- Bahkan, dapat meningkatkan risiko infeksi lambung dan usus.***