Mengenal Delirium, Salah Satu Gejala Baru Covid-19 yang Mengganggu Sistem Saraf

- 28 Desember 2020, 14:09 WIB
Ilustrasi kehilangan fokus akibat delirium.
Ilustrasi kehilangan fokus akibat delirium. /Pexels/Andrea Piacquadio/Pexels

Baca Juga: Elsa Terancam! Nino Lakukan Tes DNA Reyna, Sinopsis IKATAN CINTA Senin, 28 Desember 2020

Walau demikian Delirium juga bisa menyerang anak muda. Ditemukannya delirium pada pasien Covid-19 usia muda menandakan adanya ensefalopati akibat gangguan pernafasan yang berat.

Selain bisa menyerang lansia dan anak muda, Deliriun juga berpotensi terjadi pada pasien-pasien yang mendapat obat-obatan psikotropika karena kondisi penyakit tertentu.

Dalam hal ini Fajar menekankan peran keluarga sangat penting untuk memberikan informasi tentang riwayat penyakit dan obat-obatan yang dikonsumsi pasien kepada petugas medis saat pasien dirawat.

Baca Juga: 5 Tanda Pria Mengalami Kecemburuan: Salah Satunya Dia Marah Ketika Anda menginginkan Sendiri

Sementara itu terkait seberapa sering kemunculan kasus deliroum pada pasien covid-19, Fajar menjelaskan bahwa gangguan neurologis dapat terjadi pada sekitar 42.2 persen pasien Covid-19. Sementara manifestasi gangguan neurologis tersering pada pasien Covid-19 adalah nyeri otot (44.8 persen), nyeri kepala (37.7 persen), delirium (31.8 persen), dizziness (29,7 persen)..

Meski masih jarang ditemukan kasus Delirium,  Fajar sangat menganjurkan orang-orang tetap waspada dan segera memeriksakan ke layanan kesehatan jika menemukan tanda-tanda delirium. Sebab Delirium berhubungan dengan kegagalan sistem multi-organ yang dapat membahayakan pasien bergejala berat covid-19.

“Delirium pada Covid-19 berhubungan dengan pemanjangan masa rawat inap (length of stay) hingga 3x lipat,”ucapnya. ***

Halaman:

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika

Sumber: Situs Resmi UGM


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah