Potensi itu muncul karena ketika seseorang berbicara, dia akan menghasilkan tetesan kecil yang dapat melayang di udara, menyebar, dan menumpuk di area yang tidak memiliki ventilasi yang memadai.
Sementara, batuk menghasilkan tetesan yang lebih besar, yang dengan cepat jatuh ke lantai, dan mengendap di permukaan.
Namun, memakai masker dari bahan apa pun bisa mengurangi jumlah virus corona di udara karena masker menyaring tetesan dan memperlambat momentum partikel yang dihembuskan.
Baca Juga: Kemenkes: RS Harus Siapkan 40 Persen Fasilitas Untuk Tangani COVID-19, Begini Persiapannya
Baca Juga: Ribuan Kotak Es Krim Positif Terkontaminasi Virus Corona, Aparat Cina Lacak Pembeli
Baca Juga: Prancis Imbau Warganya Gunakan Masker Medis, Masker Kain Tak Cukup Lindungi dari COVID-19
Kemudian, para peneliti yang berasal dari University of Cambridge dan Imperial College London ini juga mengungkapkan bahwa kondisi ventilasi juga memegang peran penting dalam penyebaran virus corona.
"Ventilasi ... sangat penting dalam meminimalkan risiko infeksi di dalam ruangan," kata mereka dalam penelitian tersebut.
"Pengetahuan kami tentang penularan SARS-CoV-2 melalui udara telah berkembang dengan kecepatan yang luar biasa, saat orang lain menganggap baru setahun sejak virus itu diidentifikasi," kata pemimpin penulis penelitian Pedro de Oliveira dari Departemen Teknik Cambridge.
Baca Juga: Ribuan Kotak Es Krim Positif Terkontaminasi Virus Corona, Aparat Cina Lacak Pembeli