Namun, para peneliti menemukan bahwa orang-orang tertentu terlahir dengan kekurangan genetik pada gen ini, yang berarti mereka mengalami kesulitan untuk merasakan saat kandung kemih mereka terisi, sehingga keinginan untuk pergi ke kamar mandi berkurang.
Eksperimen lebih lanjut pada tikus menunjukkan bahwa selain mengukur ekspansi, gen juga memainkan peran sekunder penting dalam proses ini, memicu neuron untuk menyampaikan sinyal ketegangan ke sistem saraf yang lebih luas dan membuat tubuh dalam keadaan "siaga" untuk mengambil tindakan.
Baca Juga: Resep Sambal Cumi Pedas Cocok untuk Santapan Lezat Berbuka Puasa
Para peneliti memeriksa catatan medis, melakukan pemindaian ultrasound, memberikan kuesioner, dan melakukan wawancara terperinci dengan 12 pasien berusia antara 5 dan 43 tahun yang lahir dengan mutasi yang melumpuhkan pada gen PIEZO2 mereka.
Hampir semua pasien mengatakan mereka bisa menjalani hari tanpa merasa perlu buang air kecil.
Baca Juga: Prediksi Ekonomi Digital di Indonesia Memberikan Kontribusi yang Positif Perekonomian
Selain itu, 25 persen melaporkan hanya buang air kecil sekali atau dua kali sehari, dan lebih dari 40 persen mengatakan bahwa ketika mereka akhirnya merasa ingin buang air kecil, itu muncul secara tiba-tiba.
Hampir 60 persen pasien mengatakan mereka mengalami kesulitan buang air kecil, kadang-kadang perlu menekan perut bagian bawah untuk buang air kecil.***