Yang lebih meresahkan adalah hubungan antara aktivitas fisik yang berat dan risiko perdarahan intraserebral (ICH). Ini adalah kondisi yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh pecahnya arteri kecil di dalam jaringan otak, yang menyebabkan pendarahan di otak.
Sepuluh persen stroke dilaporkan disebabkan oleh ICH, dan kondisi ini memiliki tingkat kematian 40 persen. "Sekitar 70 persen pasien mengalami defisit jangka panjang setelah ICH," catat kelompok dokter Mayfield Clinic.
Menurut peneliti NUI Galway, Anda secara signifikan lebih mungkin mengalami jenis stroke ini segera setelah aktivitas fisik yang berat. "Olahraga fisik yang berat dikaitkan dengan peningkatan sekitar 60 persen risiko perdarahan intraserebral selama satu jam setelah episode aktivitas berat," tulis tim tersebut.
Baca Juga: Perkembangan Kasus Subang: Keberadaan Arigi di Malam Pembunuhan Mulai Terungkap?
Baca Juga: Wajib Coba, 5 Resep Alami Memutihkan dan Merontokkan Karang Gigi agar Anda Tampil Percaya Diri
Studi Galway membuat penemuan mengejutkan lainnya dimana kemarahan dan gangguan emosional juga dikaitkan dengan kemungkinan stroke yang lebih tinggi. Faktanya, satu dari 11 pasien stroke dilaporkan marah atau kesal dalam waktu satu jam sebelum stroke mereka terjadi.
Meskipun aktivitas fisik yang berat dikaitkan dengan kemungkinan stroke yang lebih tinggi, itu tidak berarti Anda harus berhenti berolahraga untuk mengekang peluang Anda mengalami masalah. Sebaliknya, Anda dapat fokus pada kebiasaan kesehatan sehari-hari yang akan menjaga tingkat risiko Anda tetap rendah.****