Intensitas Hujan Tinggi, BMKG Sebut Fenomena La Nina Meluruh pada Maret 2021

8 Februari 2021, 15:27 WIB
Ilustrasi fenomena alam La Nina.* /David Mark/PIXABAY

LINGKAR MADIUN – Badan Pusat Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa fenomena La Nina yang terjadi secara global diperkirakan akan mulai meluruh pada bulan Maret 2021.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG A. Fachri Radjab pada hari Senin, 8 Februari 2021.

"Saat ini memang suhu muka laut di Samudera Pasifik timur itu masih cukup hangat, artinya La Nina memang masih berlangsung. Kita perkirakan akan meluruh sekitar Maret," tutur Fachri.

Baca Juga: Sensor Gempa BMKG Rekam Bunyi Dentuman di Bali, Simak Penjelasan Lengkapnya Disini!

Baca Juga: Gempa Majene Sulbar adalah Perulangan Gempa 1969, Benarkah? Berikut Penjelasan BMKG

Menurut Fachri, La Nina akan meluruh saat wilayah Indonesia masih mengalami musim hujan.

"Saat itu kita masih dalam periode musim hujan, bukan berarti La Nina meluruh, hujan akan berhenti," kata Fachri.

La Nina merupakan fenomena yang terjadi saat suhu di permukaan ait yang terletak di tengah dan timur dan Samudera Pasifik di daerah khatulistiwa.

Baca Juga: Sensor Gempa BMKG Rekam Bunyi Dentuman di Bali, Simak Penjelasan Lengkapnya Disini!

Baca Juga: Gempa Majene Sulbar adalah Perulangan Gempa 1969, Benarkah? Berikut Penjelasan BMKG

La Nina bisa memicu terjdinya curah hujan tinggi di setiap bulan dengan jumlah peningkatan hingga peningkatan hingga 40 persen di atas jumlah normal.
Lebih jauh, Fachri menjelaskan bahwa tingginya intensitas hujan di Indonesia saat ini tidak disebabkan oleh fenomena La Nina saja.

La Nina hanyalah salah satu dari sejumlah faktor penyebab tingginya intensitas curah hujan di Indonesia.

Faktor lain penyebab meningkatnya curah hujan di Indonesia adalah faktor regional, yakni adanya wilyah di Indonesia yang menjadi daerah pertemuan angin.

Baca Juga: Tanah Longsor di Sumedang, Gubernur Jabar: Area Memang Sudah Rawan

Baca Juga: Sensor Gempa BMKG Rekam Bunyi Dentuman di Bali, Simak Penjelasan Lengkapnya Disini!

Baca Juga: Gempa Majene Sulbar adalah Perulangan Gempa 1969, Benarkah? Berikut Penjelasan BMKG

Sementara itu, faktor lokal terjadinya peningkatan curah hujan di Indonesia adalah stabilitas udara yang mendukung munculnya awan konvektif.

Sejauh ini, BMKG telah menginformasikan prakiraan cuaca untuk beberapa daerah dengan kategori siaga, seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Kategori ini adalah untun wilyah dengan potensi curah hujan tinggi hingga bisa menimbulkan banjir di sejumlah wilayah tersebut.

Baca Juga: Sensor Gempa BMKG Rekam Bunyi Dentuman di Bali, Simak Penjelasan Lengkapnya Disini!

Baca Juga: Gempa Majene Sulbar adalah Perulangan Gempa 1969, Benarkah? Berikut Penjelasan BMKG

Sejumlah wilayah lain masuk dalam kategori waspada, seperti Lampung, Bengkulu, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat, dan Papua.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: ANTARA Jawa Timur

Tags

Terkini

Terpopuler