Curah Hujan Tinggi, BMKG Memperkirakan Puncak Musim Hujan Terjadi Hingga Maret

10 Februari 2021, 12:17 WIB
BMKG prediksi curah hujan di Indonesia /https://www.bmkg.go.id

LINGKAR MADIUN – Curah hujan di beberapa wilayah di Indonesia beberapa hari terakhir cukup tinggi dan berlangsung hampir setiap hari.

Selain curah hujan yang sangat tinggi, di beberapa daerah juga disertai dengan angin kencang dan cuaca buruk.

Sehingga banyak daerah yang tertimpa banjir, tanah longsor, serta kerusakan-kerusakan sarana-prasarana lain yang disebabkan oleh angin kencang.

Baca Juga: Masalah Seragam Sekolah, Kemendikbud Bersama Kemendagri dan Kemenag Menerbitkan Surat Keputusan Bersama

Baca Juga: Baznas Jadi Tempat Sandiaga Uno Sumbangkan Seluruh Gajinya Sebagai Menparekraf

Cuaca buruk yang terjadi saat ini merupakan dampak dari fenomena global yaitu La Nina yang biasanya berlangsung kurang lebih lima bulan.

La Nina tersebut merupakan fenomena yang terjadi di Samudra Pasifik yang menyebabkan penurunan suhu permukaan air laut, sehingga mempengaruhi badai iklim dan cuaca secara global.

Seperti dilansir dari antaranews.com, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa selain fenomena global La Nina, terdapat faktor adanya daerah pertemuan angin di wilayah Indonesia.

Dengan adanya faktor global dan faktor regional tersebut, wilayah di Indonesia akan diliputi hujan lebat sampai Maret 2021.

“Kita perkirakan periode puncak musim hujan masih akan berlangsung sampai akhir Februari hingga awal Maret nanti”, ucap A. Fachri Radjab yang merupakan Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG.

“musim hujan akan lebih basah karena La Nina sudah kita sampaikan sejak Oktober lalu, kemudian ada faktor-faktor dinamika atmosfer yang juga berpengaruh terhadap pertumbuhan awan hujan di Indonesia”, ucap Fachri menjelaskan lebih luas.

Faktor dinamika atmosfer tersebut adalah bertiupnya angin benua dari utara menuju ke selatan sehingga memunculkan daerah pertemuan angin.

“Daerah pertemuan itu terjadi akibat Monsun Asia yang masuk ke selatan karena adanya daerah-daerah bertekanan rendah di utara Australia. Munculnya daerah pertemuan angin di atas Indonesia dan suhu yang semakin dingin akan membentuk awan” ucap Fachri menambahkan.

Selain dua faktor besar tersebut, juga terdapat faktor lokal yang menyebabkan peningkatan curah hujan yang lumayan ekstrem.

Faktor lokal tersebut yaitu stabilitas udara yang cenderung labil atau mudah terangkat yang dapat membentuk awan konvektif. Proses tersebut menjadi cukup kuat karena udara di atmosfer tidak stabil.

Kombinasi dari ketiga faktor tersebut yang pada akhirnya banyak membentuk awan hujan di wilayah Indonesia.

Menurut BMKG, Indonesia ini tengah memasuki periode puncak musim hujan yang memungkinkan terjadinya intensitas hujan bisa mencapai seratus milimeter dalam sehari, atau masuk dalam kategori hujan lebat dan ekstrem.***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler