LINGKAR MADIUN- Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengutuk penggunaan kekerasan terhadap para pengunjuk rasa, yang menuntut pembalikan kudeta dan pembebasan Suu Kyi serta para pemimpin Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dan aktivisnya yang ditahan.
"Kami tidak bisa tinggal diam. Jika ada pertumpahan darah selama protes damai kita, maka akan ada lebih banyak jika kita membiarkan mereka mengambil alih negara," kata pemimpin pemuda Esther Ze Naw kepada Reuters.
Seorang dokter di Naypyitaw mengatakan wanita yang ditembak di kepala dengan peluru tajam masih dalam kondisi kritis tetapi diperkirakan tidak akan selamat.
Baca Juga: 10 Rempah-rempah Dapur untuk Mencegah dan Mengelola Diabetes, Salah Satunya Kunyit
Baca Juga: Update Virus Corona 10 Februari 2021, Indonesia Peringkat 20 Besar Kasus Covid-19 di Asia
Video media sosial yang diverifikasi oleh Reuters menunjukkan dia bersama pengunjuk rasa lain agak jauh dari barisan polisi anti huru hara ketika meriam air disemprotkan dan beberapa tembakan terdengar.
Wanita yang memakai helm sepeda motor itu tiba-tiba roboh. Gambar dari helmnya menunjukkan apa yang tampak seperti lubang peluru.
Tentara Myanmar mengambil alih kekuasaan dengan alasan tuduhan penipuan yang tidak berdasar dalam pemilihan 8 November yang dimenangkan oleh partai Suu Nkyi NLD secara telak. Komisi pemilihan telah menepis keluhan tentara.
Baca Juga: Mengenal Penghargaan Adinegoro untuk Karya Jurnalistik Indonesia, Simak Ulasannya